Hidup Lebih Baik Dengan Stres?
Sumber: Healthydunia.com

Health / 24 July 2015

Kalangan Sendiri

Hidup Lebih Baik Dengan Stres?

Theresia Karo Karo Official Writer
4574
Selama ini kita berpikir bahwa stres merupakan hal yang buruk. Salah satunya adalah stres kronik yang diketahui dapat menyebabkan risiko serangan jantung dan penurunan sistem imun. Namun, sebuah studi dalam jurnal eLife berpendapat lain.

Menurut penelitian ini, stres bermanfaat untuk mempertajam ingatan. Dengan syarat, stres terjadi dalam waktu jangka pendek. Di mana stres mampu meningkatkan performa otak, khususnya kemampuan mengingat.

Daniela Kaufer, profesor biologi integratif dari University of California Amerika Serikat mengungkapkan, bahwa
stress dalam kadar tertentu baik untuk membentuk tingkat kesadaran, perilaku, dan kemampuan kognitif yang optimal.

“Mungkin Anda selalu berpikir stres adalah hal yang buruk, namun ternyata tidak juga.”
Profesor Kaufer lanjut menjelaskan bahwa, “Saat stres, mungkin otak akan lebih waspada sehingga membuat Anda bertindak lebih baik”.

Hasil
studi menemukan bahwa, saat manusia merasa stres tubuh akan mengirimkan sinyal mengenai bagaimana tekanan yang kita alami berpengaruh secara fisik dan mental. Hal ini sama seperti situasi di mana manusia di jaman purba yang misalnya berhadapan dengan singa. Stres akan memicu respon “lawan atau tinggalkan” yang berpengaruh pada sistem saraf dan hormon. Manusia gua yang stres terbukti punya daya tahan hidup lebih tinggi di jamannya.

Munculnya respon “lawan atau tinggalkan” secara alamiah akan meningkatkan detak jantung, telapak tangan berkeringat, pupil mata melebar, dan menjadi lebih sigap. Perubahan ini yang lantas membuat manusia seolah merasa bisa berlari dengan cepat atau menghindar dari sesuatu. Stres membuat manusia lebih gesit, lebih kuat, dan berpikir cepat.

Sebelumnya, banyak penelitian yang telah menunjukkan bahwa dampak stres kronik buruk bagi manusia. Diantaranya meningkatkan produksi kortisol, hormon stres, yang dapat menekan produksi sel saraf baru di otak, sehingga memperburuk ingatan. Peningkatan hormon stres juga dikaitkan dengan risiko obesitas, penyakit jantung, dan depresi.

Namun Kaufer menyampaikan bahwa efek dari stres yang memang tidak langsung, melainkan membutuhkan waktu setidaknya dua minggu. Dalam waktu ini, sel saraf membutuhkan waktu untuk pendewasaan. Pesan positifnya adalah stres bisa membuat kita lebih baik asalkan dengan kadar dan waktu yang tepat. Selanjutnya adalah, bagaimana kita mengartikan dan memahami setiap masalah yang menghampiri.


Sumber : Kompas/Tribunnews.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami