Mempersembahkan Impian Terbesar
Kalangan Sendiri

Mempersembahkan Impian Terbesar

Puji Astuti Official Writer
      6761

Filipi 1:21

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 3; Matius 3; 1 Raja-Raja 21-22

Menyerahkan impian terbesar kita bukanlah perkara yang mudah, hal inilah yang diungkapkan Lindsy Pike dalam artikelnya berjudul "A Change of Plans" dimana dia harus membuat keputusan yang ekstrim dengan membatalkan rencana pernikahannya dengan pria yang sangat ia kasihi. Ia merasakan kepedihan namun juga rasa damai karena mengorbankan sesuatu yang sangat berharga baginya, kejadian itu mengingatkannya kepada kisah Abraham yang dengan rela hati mengorbankan Ishak.

"Tuhan menjanjikan Abraham seorang anak dan akhirnya, setelah bertahun-tahun menanti, Tuhan mewujudkannya dengan Ishak. Mengapa Tuhan kemudian meminta Abraham untuk menyerahkan hadiah itu? Menurut pendapat saya, alasannya sama saat Dia meminta saya membatalkan pernikahan saya. Tuhan ingin kita mencintai diri-Nya lebih dari janji-janji-Nya. Di menit kita mengerti hal tersebut, Dia menyelaraskan kita kembali," demikian tulis Pike.

Tahukah Anda bahwa Tuhan ingin agar kita mengasihi pribadi-Nya, bukan apa yang bisa Dia berikan atau lakukan bagi kita. Namun seringkali kita sulit membedakan antara mencintai janji-janji-Nya dan mencintai pribadi-Nya.Seberapa sering kita melihat Tuhan sebagai mesin berkat, yang siap sedia memberikan kebahagian kepada kita berdasarkan kehendak kita? Hal inilah yang sering mengaburkan pengenalan kita akan Tuhan, karena kita hanya mengejar kebahagian kita sendiri, bukan mengejar pengenalan akan Allah.

Dalam budaya "raihlah cita-citamu setinggi langit" seperti sekarang ini, ide mengejar cita-cita dan impian dapat menghancurkan kehidupan kita menjadi sesuatu yang asing. Namun ada satu hal yang harus kita camkan, bahwa saat kita hidup diluar kehendak Tuhan - seindah apapun kehidupan tersebut - hal itu adalah kegagalan, karena kita tidak mencapai apa yang Tuhan mau.

Hari ini bersediakan kita menyerahkan apa yang paling berharga dalam hidup kita, mimpi-mimpi kita, apa yang kita sebut sebagai "Ishak" kita dan mempersembahkannya kepada Tuhan?

Temukan kedamaian dan kasih dengan berjalan dalam kehendak Allah, karena diluar itu adalah jalan menuju kegagalan, karena kita tidak mencapai apa yang Tuhan telah rancangkan.

Ikuti Kami