Kalangan Sendiri
-
Share:
Penembakan Gereja di AS Tewaskan 9 Jemaat
Theresia Karo Karo Official Writer
4580
Gereja khusus warga Afrika-Amerika di Charleston, South Carolina, Amerika Serikat harus kehilangan sembilan jemaatnya akibat penembakan. Insiden ini berlangsung pada Rabu malam (17/6). Hingga saat ini polisi masih mencari dalang di balik peristiwa ini.
Keterangan dari Polisi Charleston mengungkapkan bahwa penembakan terjadi sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Insiden ini terjadi di dalam Gereja Emanuel African Methodist Episcopal (AME).
Berdasarkan pengakuan seorang saksi mata, seorang pria berkulit putih, berusia 20-an tahun, berpostur tubuh ramping dengan wajah yang tercukur bersih, diketahui menembaki jemaat yang tengah berdoa secara membabi buta. Pada saat itu, tersangka diketahui mengenakan kaus berwarna abu-abu, jeans biru, dan sepatu boat.
Kepala Kepolisian Gregory Mulle mengatakan bahwa, sembilan orang tewas akibat penembakan tersebut. Menurutnya, insiden ini merupakan kejahatan rasial. “Delapan orang dilaporkan tewas di tempat kejadian, sementara satu lainnya dinyatakan meninggal di rumah sakit,” terangnya kepada USA Today (18/6).
“Ini tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Ini adalah tindakan yang tak dapat dipercaya. Satu-satunya alasan seseorang bisa berjalan masuk ke gereja dan menembak orang tengah berdoa, adalah kebencian,” ungkap Riley prihatin.
Informasi yang dilansir dari Reuters menyebutkan bahwa menyusul penembakan tersebut, juga muncul ancaman bom terhadap gereja. Sehingga polisi di tempat kejadian diminta membubarkan diri.
AME merupakan rumah ibadah umat Kristiani yang tertua di wilayah selatan Amerika. Gereja ini juga salah satu yang memiliki kulit hitam tertua dan terbesar di selatan Baltimore.
(Photo: Daily Mail/AP)
Sumber : CNN/Liputan6.com by tk
Keterangan dari Polisi Charleston mengungkapkan bahwa penembakan terjadi sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Insiden ini terjadi di dalam Gereja Emanuel African Methodist Episcopal (AME).
Berdasarkan pengakuan seorang saksi mata, seorang pria berkulit putih, berusia 20-an tahun, berpostur tubuh ramping dengan wajah yang tercukur bersih, diketahui menembaki jemaat yang tengah berdoa secara membabi buta. Pada saat itu, tersangka diketahui mengenakan kaus berwarna abu-abu, jeans biru, dan sepatu boat.
Kepala Kepolisian Gregory Mulle mengatakan bahwa, sembilan orang tewas akibat penembakan tersebut. Menurutnya, insiden ini merupakan kejahatan rasial. “Delapan orang dilaporkan tewas di tempat kejadian, sementara satu lainnya dinyatakan meninggal di rumah sakit,” terangnya kepada USA Today (18/6).
“Ini tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Ini adalah tindakan yang tak dapat dipercaya. Satu-satunya alasan seseorang bisa berjalan masuk ke gereja dan menembak orang tengah berdoa, adalah kebencian,” ungkap Riley prihatin.
Informasi yang dilansir dari Reuters menyebutkan bahwa menyusul penembakan tersebut, juga muncul ancaman bom terhadap gereja. Sehingga polisi di tempat kejadian diminta membubarkan diri.
AME merupakan rumah ibadah umat Kristiani yang tertua di wilayah selatan Amerika. Gereja ini juga salah satu yang memiliki kulit hitam tertua dan terbesar di selatan Baltimore.
(Photo: Daily Mail/AP)
Halaman :
1
Hot Topics
Related Articles
