Perdana Menteri
Malaysia Datuk Seri Najib Tuan Razak (Najib Rajak) menanggapi tentang demonstrasi yang terjadi
belakangan ini terhadap umat Kristen. Ia menegaskan bahwa Malaysia sebenarnya adalah negara yang tidak mengenal istilah pendatang atau imigran. Sehingga persoalan itu dianggapnya
sebagai cara untuk memecah belah dan memisah-misahkan masyarakat Malaysia yang multi
rasial dan multi agama.
Konflik rasial dan
agama, kata Najib, hanya akan terjadi bila paham ekstrimisme telah menggerogoti agama.
“Saya seorang penganjur wastiyah atau
moderasi dalam segala yang kami
lakukan. Semua agama berkhotbah tentang moderasi tetapi ekstrimisme lah yang menciptakan
konflik,” terang PM Najib saat menghadiri acara peluncuran Christian for Peace
and Harmony Movement (CPHM) atau Gerakan Kristen untuk Perdamaian dan Harmoni
di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (2/6).
Dengan itu
dirinya mendukung visi CPHM sebagai lembaga yang berfokus pada tujuan
perdamaian dan harmoni di tengah masyarakat Malaysia yang berbeda ras dan agama.
Kehadirannya dalam acara peluncuran ini bahkan dianggap sebagai bentuk
kepedulian dan komitmen PM Najib dalam menciptakan kesatuan bagi seluruh rakyat
Malaysia.
Seperti
diketahui, baru-baru ini telah terjadi demonstrasi dari partai Politik UMNO terhadap
umat Kristiani Malaysia. Puluhan demonstran melakukan penurunan salib di Taman Medan,
Petaling Jaya, Malaysia pada Minggu, 19 April 2015. Sehingga mengundang keresahan
bagi umat Kristiani yang tinggal di negeri Jiran itu. Namun semoga dengan dukungan
PM Najib, konflik rasial dan agama ini segera tuntas.