Amarah yang Membunuh
Kalangan Sendiri

Amarah yang Membunuh

daniel.tanamal Official Writer
      7874
Show English Version
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali? " Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Matius 18:21-22


Bacaan Alkitab Setahun  Mazmur 74 ; Roma 2; Bilangan 31-32

Kulvinder Kaur seorang wanita berusia 23 tahun, mengalami hidup dalam ketakutan dan kekerasan fisik, serta kebencian karena ayahnya. Semua itu berawal sejak dia kehilangan ibunya yang meninggal 3 tahun lalu. Seharusnya sejak kepergian ibunya, peran sang ayahlah yang sangat penting baginya, untuk menjadi sosok pengayom atau pelindung. Namun justru terbalik, sang ayah memperlakukan Kaur dengan kasar.

Sering kali ayahnya memukuli Kaur, bahkan tega melakukan pelecehan seksual pada Kaur, sehingga merenggut keperawanan putri kandungnya sendiri. Tanggal 30 April 2014 lalu, merupakan hari di mana Kaur berkesempatan untuk membalas apa yang telah dialaminya. Ia membalas dendam pada ayahnya yang berusia 56 tahun itu di rumah mereka sendiri. Kaur menyuruh dua temannya untuk masuk ke dalam kamar ayahnya, kemudian menyerang ayahnya yang sedang beristirahat, hingga meninggal. Kaur saat itu menyusul masuk ke dalam kamar ayahnya, dan melihat bahwa ayahnya sudah tewas.

Belum merasa puas dengan serangan dari kedua temannya, Kaur pun memukul ayahnya dengan sejumlah gelas kaca secara bertubi-tubi. Mereka pun membuang jenazah ayah Kaur begitu saja ke tengah hutan. Amarah dan dendam telah membutakan hati nurani Kaur.

Menyimpan kebencian sampai berlarut-larut, sama artinya sedang mempersiapkan kehancuran untuk masa depan, karena telah menumbuhkan akar pahit di dalam kehidupan. Dan orang seperti itu bisa dipastikan, hidupnya tidak akan pernah merasa damai dan tenang karena terus dibayangi oleh kebencian dan dendam. Kita yang telah dimerdekakan di dalam Kristus, seharusnya tidak lagi terikat oleh kebencian. Kendalikanlah amarah kita, sehingga tidak menimbulkan kepahitan!

Mintalah pertolongan Tuhan untuk memutuskan ikatan kebencian itu serta memulihkan kepahitan yang ada di dalam diri kita. Karena akan sulit bagi kita untuk melepaskan sendiri ikatan yang sedang mengikat kita. Minta juga kepadaNya agar kita bisa merasakan kedamaian dariNya. Dan cobalah bagikan atau ceritakan perasaan kita tersebut kepada seseorang yang bisa kita percaya, yang dapat mengarahkan kita ke hal yang lebih baik. Setidaknya beban yang kita rasakan akan sedikit berkurang.

Memang tidak mudah untuk mengampuni seseorang yang telah melukai atau menyakiti batin kita, namun akan lebih sakit lagi jika hidup kita larut dalam kebencian. Oleh karena itu, cobalah untuk mulai melembutkan hati.




Ikuti Kami