Pornografi Berpotensi Picu Depresi
Sumber: Google

Marriage / 1 May 2015

Kalangan Sendiri

Pornografi Berpotensi Picu Depresi

Theresia Karo Karo Official Writer
7471
Kemungkinan besar sebagian dari kita pernah mendengar bahwa alkohol menyebabkan depresi. Hal yang sama ternyata juga terjadi pada penikmat pornografi dan masturbasi. Awalnya kedua hal ini memaang memberikan kesenangan, namun lama-kelamaan anda akan semakin sulit mengontrolnya dan menyebabkan candu.

Mungkin sedikit lebih mudah bagi seseorang untuk menyadari dan memahami alkohol sebagai sebuah candu. Sangat sederhana, karena pelakunya tahu bahwa dirinya sedang memasukkan zat yang tidak sehat ke dalam tubuh. Apapun yang tidak sehat secara fisik juga turut mempengaruhi ‘kesehatan’ mental. Lalu, bagaimana efek pornografi dan masturbasi, apakah dapat disamakan dengan alkohol?

Bila kita setuju bahwa pornografi maupun masturbasi dapat menjadi adiktif, maka kita juga setuju bahwa hal itu juga tidak baik bagi kesehatan fisik dan mental kita. Atau dengan kata lain, ketiganya tidak dapat dimasukkan ke dalam gaya hidup sehat karena justru lebih menyebabkan rasa sakit daripada kegembiraan.

Karena apapun yang mempengaruhi pikiran, juga turut mempengaruhi kondisi tubuh. Ketika kita terlibat dalam kegiatan mental yang tidak sehat, maka konsekuensinya adalah gangguan fisik bahkan mental. Dan perlu diketahui bahwa konsekuensi-konsekuensi ini berada setingkat dengan depresi atau kelesuan.

Lalu kenapa kecanduan terhadap pornografi dapat menyebabkan depresi? Jawabannya adalah karena kita dapat ‘terjebak dalam lubang’ dan tidak mengerti mengapa. Pecandu alkohol akan terus minum, karena mereka memiliki perasaan depresi dan terus-menerus mulai percaya bahwa tidak ada cara lain untuk menghilangkan perasaan depresi selain minum lagi. Hal yang sama berlaku bagi pornografi dan masturbasi.

Kita merasa bersalah ketika melakukannya, namun pada hari berikutnya kita akan kembali melakukan kegembiraan sesaat ini. Perlu anda ketahui bahwa obat-obatan dan alkohol tidak adiktif, karena menimbulkan rasa sakit. Pornografi dan masturbasi menjadi candu karena perilaku ini merupakan siklus konstan dari naik turunnya perasaan yang bersifat sementara.

Lalu apakah ada cara untuk keluar dari ‘lubang kelam’ ini? Ada, dan untuk itu anda harus berusaha keras. Awalnya memang tidak mudah, namun begitu kita menemukan irama kerutinannya, akan lebih mudah untuk kita melanjutkannya.

Sama seperti alkohol maupun narkoba, ada periode detoksifikasi dan penyesuaian yang dibutuhkan untuk bertahan sebelum akhirnya bebas dari keinginan untuk kembali melakukannya. Periode waktu ini biasanya tampak tidak tertahankan bagi kebanyakan orang, dan akhirnya menjadi alasan untuk tetap berada dalam lingkaran kecanduan.

Namun yang menarik adalah, tubuh dapat sangat mudah beradaptasi dan menyesuaikan diri dalam hitungan hari atau minggu. Meskipun hal ini tidak berarti ‘pertempuran’ telah berakhir, namun akan terasa lebih mudah dari sebelumnya. Selain itu akan selalu ada kemungkinan untuk kambuh jika kita lalai.

Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa prolaktin yang merupakan hormon rileks setelah orgasme dilepaskan 4 kali lebih besar saat kita melakukannya dengan pasangan, dibandingkan dengan orgasme sendiri. Hal ini karena anda tidak menggunakan tubuh seperti yang telah  dirancang untuk digunakan.

Alasan kedua adalah faktor emosi. Emosi, bahkan bagi seorang pria, adalah bagian besar dari sebuah ikatan seksual dan orgasme ‘seutuhnya’. Tanpa hubungan emosional yang tepat, kita akan kehilangan sebagian besar kepuasan yang sesungguhnya dari sebuah ikatan seksual. Karena pada dasarnya kita sedang mencoba untuk memenuhi keinginan dan kekosongan yang dalam dengan sesuatu yang tidak akan pernah memuaskan kita. Sehingga inilah yang disebut sebagai siklus kecanduan.

Sumber : Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami