Kualitas yang Teruji
Kalangan Sendiri

Kualitas yang Teruji

Theresia Karo Karo Official Writer
      4494
2 Korintus 11:23
Apakah mereka pelayan Kristus? – aku berkata seperti orang gila – aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu91[/kitab]; [kitab]lukas3[/kitab]; [kitab]ulang28[/kitab]


Siapa dari kita yang belum pernah mendengar sosok Nelson Mandela? Seorang tokoh pejuang anti apartheid yang memperjuangkan persamaan hak-hak kulit hitam. Dirinya juga sempat dijuluki sebagai Madiba yang berarti “Bapak Bangsa”.

Tidak hanya itu, Mandela adalah orang kulit hitam pertama yang menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan (1994-1999). Setelah menjalankan kewajibannya memimpin Negara, dia kemudian fokus di Nelson Mandela Foundation yang melayani aktivitas amal untuk pemberantasan kemiskinan dan HIV/AIDS.

Karier politiknya juga telah menginspirasi dunia. Idealisme dan intelegensinya sempat membuat Mandela harus merasakan ‘dinginnya’ masa kurungan selama 27 tahun. Akan tetapi dengan durasi selama itu, dirinya tidak kalah, kualitasnya justru semakin teruji.  Beragam penghargaan telah membuktikannya, seperti Nobel Perdamaian tahun 1993, medali kemerdekaan dari Presiden Amerika Serikat, Order of Lenin dari Uni Soviet dan 250 penghargaan lain. Semuanya ini lebih telah dari cukup untuk menggambarkan pengakuan dunia atas kualitas diri Mandela. 

Alkitab sendiri juga menyebutkan satu nama yang dikenal sebagai tokoh pemberani, yakni Paulus. Sosok yang awalnya sangat membenci para pengikut Kristus, Tuhan pakai menjadi salah satu rasul yang paling berani dalam memberitakan Kabar baik. Oleh pelayanannya, Kabar Baik menyebar ke seluruh Asia, Eropa, hingga seluruh dunia. 

Saat Paulus mengajarkan tentang panggilan untuk menderita bagi Kristus, pengajarannya bukanlah kata-kata kosong, sebab dia telah membuktikannya terlabih dahulu.  Paulus sering keluar-masuk penjara, didera di luar batas, kerap terancam bahaya maut, disesah, dilempari batu, bahaya dari orang-orang Yahudi  dan bukan Yahudi, tidak tidur, lapar, dahaga, puasa, kedinginan, hingga tanpa pakaian. Semua ini dilakukannya untuk memelihara semua jemaat [kitab]iikor11:23-28[/kitab].

Semua tantangan tadi tidak membuatnya mundur, dia justru mengibaratkan dirinya sebagai seorang prajurit yang sedang berjuang. Sama seperti Paulus, Tuhan mengizinkan kita mengalami beragam tantangan hidup dengan maksud menguji kualitas iman kita. Karena seorang pemenang adalah mereka yang tidak pernah berhenti ketika dihadapkan pada masalah. 

Dia menggunakan masalah sebagai batu loncatan untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Bagi orang-orang seperti ini, masalah dijadikan sarana untuk menguji kualitas diri.

Banyak orang berjuang menjadi bintang, namun tekanan akan menguji, siapa bintang yang sesungguhnya.

Ikuti Kami