Kisah Pembaca : Inilah Aku, Imelda Sarina Melewati Proses Patah Hati

Single / 26 March 2015

Kalangan Sendiri

Kisah Pembaca : Inilah Aku, Imelda Sarina Melewati Proses Patah Hati

bagusp Official Writer
8759
Menulis kembali pergumulan yang pernah saya alami ini, mengantarkan saya kembali ke peristiwa sepuluh bulan yang lalu. Saya ditinggalkan, tertolak, putus asa, dan kehilangan harapan. Saya patah hati ketika seseorang yang saya harapkan untuk menjadi pendamping hidupku kelak, bermain di belakangku, mencintai wanita lain dan akhirnya menikah.

Dunia seakan runtuh.

Setiap hari selama seminggu saya hanya bisa menangis, dan merasa kosong. Saya merasa dunia sedang memperolok saya. Masa- masa kalutku, kulewati dengan berdoa penuh tangisan, kekecewaan dan kadang kala kemarahan. Tuhan dimana? Kenapa tidak datang mengangkat masalah saya? Kenapa tidak hadir untuk memulihkan jiwa saya?

Pertanyaan itu yang selalu saya naikkan setiap kali berdoa. Saya kebal terhadap semua nasihat-nasihat dan kata penghiburan bersifat positif, yang telah terlontarkan dari keluaraga dan sahabat-sahabat saya. Tak satu orang pun dapat menenangkan hati saya. Semua nasihat-nasihat untuk si korban patah hati pada saat itu dianggap angin lalu saja. Saya juga sudah jenuh membaca semua buku motivasi untuk membangkitkan semangat dari keputusasaan dan patah hati.

Nihil. Ini adalah hari-hari gelap saya. Saya berduka.

Pada akhirnya saya memutuskan untuk berpuasa selama sebulan. Tujuannya hanya untuk memohon kedamaian dalam hidup saya. Saya tak ingin tersiksa lagi atas hal yang sama sekali tidak bisa saya ubah. Saya ingin berdamai dengan diri sendiri. Saya memberanikan diri berpuasa selama sebulan, delapan belas jam per hari nya. Seminggu saya berpuasa, sepertinya yang saya lakukan sia-sia. Saya tidak makan dan minum selama 18 jam, tapi hati saya tidak pernah tenang. Batin saya  berbisik ini tidak adil untuk saya. Kenapa harus saya? Sedangkan lelaki itu telah menikmati masa-masa bahagianya. Saya tetap tidak bisa menerima kenyataan, dan doa saya terus meminta Tuhan mengubahkan hal-hal buruk yang telah terjadi pada saya.

Dua minggu saya berpuasa, saya berdoa dan terus membaca ayat-ayat Alkitab yang harusnya bisa meneguhkan, tapi nyatanya tidak. Hati saya terus menangis, berontak, menyimpan kekecewaan terdalam. Sampai akhirnya sesuatu terjadi. Saya meyakini ini salah satu mujizat yang terjadi dalam hidup saya. Tepatnya hari Minggu, saya melakukan kebaktian pertama kali di sebuah gereja, dimana salah seorang teman saya telah menjadi jemaat tetap disana. Saya beribadah layaknya orang normal, yang tidak menyimpan luka dan pahit di dada. Setelah ibadah selesai, jemaat di gereja tersebut mengajak saya berkenalan (karena saya baru pertama kali ibadah ke gereja tersebut). Seorang wanita tiba-tiba mengahampiri saya. Awalnya hanya perkenalan biasa, tak sampai 5 menit beliau mengajak saya mengambil waktu doa bersama di ruang doa. Saya terkejut. Malah sempat takut. Apakah ada yang salah dengan wajah saya? Apakah maksud wanita ini ingin mendoakan saya? Batin saya penuh tanya pada saat itu. Wanita itu hanya menjawab, mungkin ini adalah jawaban dari segala doa mu dalam pergumulan mu saat ini. Kamu itu begitu spesial di mata Tuhan. Tuhan begitu mengasihimu, dan tidak melewatkanmu. Wordless. Saya  tak bisa berkata-kata. Air mata tak dapat saya bendung lagi.

“Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya”. Mazmur  34:18

Tuhan mempunyai tujuan indah di balik setiap masalah. Rencananya memang melampaui akal manusia. Tuhan tetap melihat hati saya yang hancur, walaupun selama saya berdoa dan berpuasa, saya merasa Tuhan melewatkan saya, karena saya belum merasakan kabar baik saat itu. Saya malah  memaksa Dia untuk mengubah ‘skenario-Nya’ menjadi cerita yang saya inginkan. Dibalik semua kegelapan yang terlihat oleh mata manusia,puji Tuhan pada hari itu hati saya benar-benar dipulihkan. Tuhan mengangkat beban saya, dan memulihkan jiwa saya kembali melalui wanita yang ternyata seorang hamba Tuhan di gereja tersebut.

 Saya menuruti ajakannya untuk masuk ke dalam ruang doa. Saya menceritakan semua kisah cinta sampai akhirnya ditinggalkan. Wanita itu benar-benar bisa merasuki roh saya dengan kata-kata “Berikan pengampunan pada lelaki itu, Tuhan sedang bekerja di dalam hidupmu”. Dia mengajak saya  untuk berdoa. Berdoa untuk mengampuni diri sendiri dan lelaki yang telah menyakiti saya. Menghilangkan semua kebencian saya pada nya dan pada kenyataan yang telah terjadi Menerima ini sebagai berkat Tuhan, dan menyadari ini sebagai pekerjaan Tuhan untuk mengubah dan memakai hidup saya untuk lebih dekat lagi dengan-Nya.

Saya benar-benar merasakan terang kasih Tuhan atas hidup saya. Saya merasakan Tuhan ada di dalam hati saya. Selama ini, hidup saya memang berjalan dengan baik-baik saja. Dalam arti, saya masih bisa menghadapi masalah-masalah saya, tanpa harus bergumul seperti ini. Tidak ada sesuatu masalah yang terlalu berarti terjadi dalam hidup saya. Namun, kini saya bisa merasakan bagaimana pergumulan itu terjadi. Bagaimana Tuhan menyapa saya dan ingin saya untuk tetap setia berkomunikasi dengan-Nya apa pun yang terjadi. Bagaimana saya harus menang melawan ego dunia dan tetap setia berjalan bersama Bapa.

“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.” Matius 6:14

Saya mengampuni lelaki itu dalam doa. Saya mengampuni diri saya sendiri dan mengampuni semua hal yang telah terjadi. Saya mengikhlaskan dia menjalani hidup dengan wanita lain. Tuhan telah menyelamatkan jiwa saya. Tuhan telah mengajari saya bagaimana cara mengampuni dengan benar. Bagaimana untuk tidak menyimpan penyakit hati itu sebelum menjadi kronis. Kelegaan yang saya rasakan setelah itu. Siapa pun kamu, apa pekerjaan dan jabatan kamu pasti tidak akan terlepas dari masalah selama masih hidup di dunia ini. Menyadari hidup tidak terlepas dari masalah, carilah damai sejahtera yang sejati. Hanya bersama Tuhan kita dapat menemukan damai sejahtera yang sejati. Hanya berjalan dalam lindungan Allah, kita dapat  menang melawan segala masalah dan peperangan rohani yang berganti dengan kelegaan dan kedamaian di hati.

Ini adalah pergumulan paling terdalam dalam sejarah hidup saya. Pengalaman ini berani saya bagikan untuk umum agar siapa pun di luar sana yang sedang patah hati, merasa ditinggalkan, tertolak, atau sedang berada dalam pergumulan, tidak merasa sendiri. Saya telah melewati masa-masa itu. Tetaplah setia dan berharap pada Allah Bapa, yang tidak pernah meninggalkan dan mengecewakan kita. Sadari semua yang terjadi di dunia ini adalah pekerjaan Tuhan sebagai proses kedewasaan rohani.
Dalam hal ini saya diajarkan mengampuni. Tuhan benar-benar membuat saya belajar. Ketika saya ditinggalkan dan patah hati, disitu saya  belajar mencari hadirat Tuhan sesungguhnya. Saya bersyukur untuk semua rancangan Tuhan yang indah ini.

“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi. Lukas 22: 42

Doa bukanlah sugesti positif yang kita ucapkan agar semua baik-baik saja. Doa bukan memaksakan kehendak kita atas Tuhan. Doa adalah menerima segala kehendak Bapa, baik itu manis maupun pahit, dan benar-benar membiarkan Tuhan berdaulat atas hidup kita. Tanpa keluh kesah, dan tetap setia walaupun badai hidup semakin kencang menerpa. Tuhan melihat hati. Tidak ada masalah yang datang dalam hidup kita tanpa seizin Tuhan. Tuhan ingin mebentuk karakter kita untuk dewasa rohani, bukan menjadi bayi rohani yang rapuh dan terus merengek, menangis jika keadaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tuhan ingin kita berjuang sampai akhir. Berjuang untuk iman, agar tidak menjadi sama dengan dunia..

Yesus telah belajar menjadi taat terhadap kehendak Bapa di surga walaupun begitu sakitnya derita yang ditanggung, dan dijadikan sempurna melalui penderitaan-Nya. Yesus tetap memberikan pengampunan dan mengasihi semua orang yang membenci-Nya. Hal mengikut Yesus sebenarnya adalah bagaimana tetap cinta dan setia kepada Yesus di tengah-tengah pergumulan hidup. Teladan mengikut Yesus janganlah hanya kita jadikan sebagai wacana. Mari, kita aplikasikan secara nyata karakter Yesus tersebut  dalam kehidupan kita, dengan menjadi pribadi yang siap dibentuk. Semuanya yang dalam rencana Tuhan saya percaya itu semua untuk mendatangkan kebaikan.

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah Turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28

Tuhan Yesus Memberkati

Penulis : Imelda Sarina
Halaman :
1

Ikuti Kami