Kepada Jawaban.Com, Direktur Operasional TCI, Batara Sihombing menjelaskan alasan diadakannya kegiatan Save The Nations.
“Jadi begini, gereja itu kan bagaimana menggembalakan dan membawa pertumbuhan kepada jemaat. Kuat secara pribadi. Namun, sekarang di dalam kita bergereja secara lembaga, kita ada di sebuah negara, yang mana kita semua tahu bahwa Tuhan menginginkan kita juga menjadi berkat bagi bangsa, mensejahterakan kota,” ujar Batara seusai acara.
“Tentu itu (menggembalakan dan membawa pertumbuhan kepada jemaat) sangat penting. Jadi kita punya jemaat yang kuat. Namun setelah itu, panggilan gereja adalah menjadi berkat bagi kota dan bangsa. Sekarang inilah difokuskan oleh TCI, transformasi bangsa. Dan ini bukan hanya TCI, tetapi dunia juga melihat itu,” sambungnya.
Lebih lanjut Batara mengungkapkan bahwa dalam rangka menjadi berkat bagi kota dan bangsa, maka pihaknya mengimplementasikannya ke dalam apa yang disebut 7 spheres (baca: tujuh bidang kehidupan) dan 7 challenges (baca: tujuh tantangan). “Kita ada bidang-bidang arts, business, church, media, kemudian ada education, family, governance, nah itu semuanya,” jelasnya.
Batara
menyadari bahwa ada bagian dari tujuh bidang kehidupan sosial yang menjadi fokus dalam
rangka transformasi bangsa, yang sudah dikerjakan oleh gereja secara
lembaga seperti bidang keluarga. Namun, hal itu dirasa belumlah cukup sehingga pihaknya dan teman-teman dari jaringan lain mempertemukan pemuda-pemuda gereja ke dalam sebuah acara seperti Save The Nations.
“(walaupun) Ada-ada orang yang tergerak untuk ke sana, tetapi kan gak semua terpanggil ke sana? Sementara, sebagian anak muda melihat panggilan itu. Akhirnya kita mengarahkan mereka agar mereka bisa berperan di bidang masing-masing sebagai lawyer, sebagai orang yang ada di pemerintahan,” ungkapnya.
Harapannya, lewat kegiatan maupun pertemuan antar pemimpin dan pemuda gereja seperti Save The Nations, bakal muncul para tokoh dari kalangan umat Kristen di berbagai bidang kehidupan sosial.
Sementara itu, terkait suara-suara apatis dari beberapa kelompok pemuda gereja yang bakal muncul terhadap kegerakan yang sedang dikerjakan, Batara menegaskan bahwa dirinya dan teman-teman di TCI maupun jaringan lain tidak terlalu memikirkan.
“Kita gak perlu pusing sama orang-orang itu. Kita percaya nanti semua orang akan merasakan. Dulu ya, kita bertobat di tahun 80-an, ‘wah orang gila tuh’, di-ngenyekin. Kita percaya kegerakan ini akan mengena ke mereka. Bahwa mereka akan menyadari bahwa tidak cukup menjadi Kristen yang seperti itu.”
“Sekarang begini, saya sudah bilang dari dulu gereja berdoa, hampir semua gereja berdoa, kita berdoa supaya ada pemimpin-pemimpin yang takut akan Tuhan. Lho, ini Jokowi ama si Ahok ini kan orang yang takut akan Tuhan, takut berbuat najis. Itu kan jawaban doa. Tapi harapan kita, jangan cuma itu. Banyak pemimpin (yang lahir) supaya negeri ini makmur, bangsa ini sejahtera,” pungkasny.
Sumber : Wawancara Batara Sihombing / bm