Nafsiah Mboi, Menteri yang Berasal dari Kaum Minoritas
Sumber: jawaban.com

Family / 7 November 2014

Kalangan Sendiri

Nafsiah Mboi, Menteri yang Berasal dari Kaum Minoritas

Lois Official Writer
6979
Mantan Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, M.P.H. merupakan salah satu menteri yang berasal dari kaum minoritas pada jaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yaitu menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Bersatu II.

Di usianya yang ke-74, Mboi masih tampak begitu sehat. Hal ini dikarenakan didikan orangtuanya sedari kecil untuk menjaga tubuh. "Saya mungkin termasuk orang yang cukup beruntung ya dalam hidup saya. Oleh karena orangtua saya terpelajar, orangtua saya betul menjaga kesehatan dan sebagainya sehingga saya pun sehat. Tuhan memberkati saya sedemikian sehingga seumur hidup saya selalu sehat. Sehingga pada usia 74 ini, saya merasa mampu melakukan banyak hal," ujarnya ketika diwawancara.

Untuk bangsa Indonesia, visinya yaitu membuat manusia Indonesia mendapatkan haknya yaitu menjadi manusia yang sehat, mandiri, dan berkeadilan.

Bicara tentang minoritas, Mboi tak pernah memikirkan apakah keberadaan dirinya sebagai menteri Katolik merupakan tantangan atau kebanggaan. Yang terpenting menurutnya adalah komitmen terhadap pekerjaan dan agama tidak memegang peranan dalam hal tersebut meskipun mempengaruhi.

Mboi mencontohkan PP 61. Banyak kalangan gereja Katolik yang menyatakan bahwa menteri kesehatan yang juga beragama Katolik itu setuju melakukan aborsi sesuai PP 61 tersebut. Namun menurutnya, PP ini harus dilihat secara keseluruhan. PP ini sendiri menekankan tentang kesehatan reproduksi. Misalnya saja terjadi pemerkosaan dan kemudian hamil. Maka, di sini perlu dipertimbangkan hak-hak wanita apakah mampu hidup dengan anak yang telah menyakiti dia. Juga pertimbangan dengan hak anak, apakah sang ibu bisa memberikan cinta kasih kepada anaknya. Semuanya tergantung pada keputusan sang ibu dan itulah tujuan konseling dari PP 61 ini.

Contoh lain yang dikemukakan Mboi adalah jika korban pemerkosaan itu masih di bawah usia, misalnya masih SMA. Maka, pertimbangan untuk aborsi akan dikemukakan setelah melalui konseling yang panjang. Itulah beberapa sebab kenapa PP ini akhirnya dibentuk.

Tantangan dan berbagai masalah pasti kita hadapi di dalam situasi apapun. Kedekatan kita dengan Tuhan menjadi penentu apakah yang kita lakukan tersebut akan benar-benar teruji suatu hari nanti ataukah tidak. Apapun yang kita lakukan, marilah kita lakukan seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Sumber : Nafsiah Mboi
Halaman :
1

Ikuti Kami