Peter Gontha, Pelopor JJF yang Pernah Jadi Sopir Taksi
Sumber: Antaranews.com

Entrepreneurship / 13 October 2014

Kalangan Sendiri

Peter Gontha, Pelopor JJF yang Pernah Jadi Sopir Taksi

Lori Official Writer
4940
Peter Frans Gontha, salah satu dari sekian banyak pengusaha sukses Indonesia yang memiliki cerita unik dalam pencapaian suksesnya.  Hasil kerja kerasnya tampak dari kiprahnya merintis berbagai bisnis media serta dunia hiburan yakni gelaran pentas musik Java Jazz Festival (JJF).

Ia mengawalinya dengan menjalani masa-masa sulit ketika tengah bersekolah di Denhaag, Belanda. Tanpa gengsi, sosok pria pekerja keras, ulet, ceplas-ceplos dan bersahabat ini rela melakoni berbagai bidang pekerjaan untuk memenuhi kehidupannya. Mulai menjadi sopir taksi, pelayan restoran, kelasi hingga pembersih karat kapal.

Berbekal kemahiran berbahasa Inggris, Belanda dan Indonesia, Peter pernah pula bekerja di sebuah kapal pesiar dengan bayaran 1.500 dolar US per bulan selama enam bulan. Setelah mampu mengumpulkan uang sebesar 9000 dollar US, ia memutuskan kembali ke Indonesia pada tahun 1980-an.

Dari sana, Peter berhasil membangun beragam perusahaan besar yang kemudian diperjualbelikan, diantaranya Plaza Indonesia Realty (The Grand Hyatt Jakarta), Bali Intercontinnetal Resort, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), PT Chandra Asri Indonesia, PT Tri Polyta Indonesia serta Indovision.

Setelah malang melintang di dunia bisnis, pria yang berlatar belakang dari keluarga pecinta jazz ini berinisiatif untuk menggabungkan dua sisi kehidupannya, yakni bisnis dan jazz. Pada tahun 2005, putra pendiri dan pemimpin band jazz pertama Indonesia yang bernama BPM di perusahaan minyak Sheel Surabaya, V Willem Gontha dan Alice ini sukses menjadi pelopor musik terbesar Indonesia, Jakarta International Java Jazz Festival (JJF) pada tahun 2005 silam. Ajang jazz ini bahkan berpengaruh luas terhadap musik jazz dunia. Ia pun mendapat julukan sebagai ‘The Godfathers of Jazz Indonesia’.

Namun dibalik proses sukses yang dijalaninya, Peter mengaku bahwa ia hanya mengikuti proses pembentukan Tuhan. Sehingga kunci untuk meraih hasil yang baik adalah kesiapan menghadapi proses yang Tuhan izinkan. Dalam proses itu pula Peter dibentuk untuk menghargai waktu dan kesempatan yang ada. Salah satu kunci suksesnya adalah pesan sang ibu. “Ibu saya pernah mengatakan dan itu tak akan saya lupakan bahwa: Kita mempunyai kesempatan sama untuk mencapai cita-cita kita. Menurutnya, hari, jam dan detik terus berjalan, dan waktu adalah majikan dari kesempatan yang sama yang dimiliki setiap orang. Dalam kata lain bahwa setiap orang punya kesempatan yang sama mencapai sukses.

Sumber : Suarapengusaha.com/Cbn.net.id/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami