Lataran terancam hidup di Kairo, banyak orang kristen Koptik melarikan diri ke Amerika dan Eropa. Mereka merasa bahwa pemerintah yang Islamik tidak dapat menjamin keselamatan hidupnya dari diskriminasi dan kebencian, sehingga mereka meninggalkan Mesir, seperti dilansir christianpost.com.
Mereka memilih untuk mengasingkan diri ke Amerika, sebagai negara peringkat kedua terbesar yang menerima orang Mesir sejak tahun 2010-2012. Selain Amerika, mereka juga memilih Goergia dan Belanda sebab menampung pendatang asing.
Pada April kemarin, delapan orang dibunuh oleh aliran keras baik Muslim maupun Kristen dan Katedral St Mark diserang. Paus Koptik Tawadros II meminta perlindungan gereja dari Presiden Muhammad Morsi. Kristen Koptik ini juga mengalami diskriminasi dalam hal pembangunan gereja baru. Mereka mendesak Presiden Morsi untuk menjamin perlindungan atas Kristen Koptik dan terlepas dari diskriminasi oleh aliran keras.
Pemerintah Mesir seharusnya menjamin keselamatan dan perlindungan terhadap seluruh warganya. Semoga harapan umat Kristen di Mesir pada akhirnya dapat terwujud dengan mendapatkan keadilan serta perlindungan hak sebagai bagian dari negara tersebut.
Baca Juga:
Kristen Jepang Desak Pemerintah Minta Maaf Atas Perbudakan Seks
Kristen Suriah Pertanyakan AS Dukung Ekstrimis
Pria Bertopeng Serang Gereja di Irak
Orang Kristen Dieksekusi Mati di Somalia
Sumber : christianpost | Jawaban.com