Manado, Kota Wisata Rohani Bagi Yahudi dan Kristen

Internasional / 26 November 2010

Kalangan Sendiri

Manado, Kota Wisata Rohani Bagi Yahudi dan Kristen

Lois Official Writer
8872

Ternyata penduduk Manado banyak yang beridentitas sebagai orang Yahudi. Buktinya seperti sebuah tugu baru menjulang setinggi 62 kaki di sebuah puncak dataran tinggi pinggiran kota Manado. Tugu itu adalah menorah raksasa, yaitu lambang suci peribadatan Yahudi. Lama dikenal sebagai daerah yang banyak dihuni penganut dan misionaris Kristen, wilayah tersebut kini semakin banyak menampakkan identitas Yahudi.

Orang-orang keturunan Yahudi Belanda membuat tugu di sana dengan seijin pemerintah daerah setempat. Di pelataran ojek dekat tugu itu pun dihiasi oleh bendera-bendera Israel. Bintang Daud besar menghiasi langit sinagog yang dibangun sekitar enam tahun lalu, yang berada di dekat tugu tersebut.

Biasanya, kaum Yahudi setempat mempelajari ajaran agama mereka lewat internet. Halaman-halaman Taurat hasil cetakan dari internet mereka kumpulkan, mereka juga mencari rekaman video berisi ajaran Yahudi dari YouTube. Mereka juga dapat bertanya tentang agamanya melalui Rabi Google. “Kami hanya berusaha menjadi Yahudi yang baik,” kata Toar Palilingan (27), sebagaimana dilansir oleh The New York Times.

Toarlah yang memimpin acara makan malam perayaan sabat di kediaman keluarganya. Dia mengenakan pakaian ala Yahudi, dengan topi hitam lebar, kemeja putih dengan setelan jas warna hitam. Bersama sekitar sepuluh orang Yahudi, mereka biasanya beribadah di sebuah sinagog peninggalan Belanda di pinggiran kota Manado. Begitulah menurut penuturan Toar Palilingan atau dikenal juga dengan nama Yaakov Baruch.

Menurut laman Republika, sejak berpuluh-puluh tahun lalu secara diam-diam pemerintah telah melakukan kerjasama di bidang militer dan ekonomi dengan Israel. Denny Wowiling, seorang anggota DPRD yang mengajukan pembangunan menorah itu, mengatakan dirinya punya ide yang serupa setelah melihat tugu yang sama terdapat di depan gedung Knesset di Israel. Katanya, dia berharap tugu itu dapat menarik turis-turis dan pengusaha dari Eropa berkunjung ke daerahnya. “Agar orang-orang Yahudi melihat bahwa ada simbol-simbol sacral ini, simbol sacral mereka, di luar negaranya,” kata Denny yang seorang penganut Kristen Pantekosta.

Selain itu, dua tahun sebelum menorah didirikan, patung Yesus setinggi 98 kaki juga berdiri di puncak sebuah bukit di Manado. Ukurannnya sekitar ¾ dari patung Kristus Redeemer yang terkenal dari kota Rio de Janeiro. Meskipun tidak terlalu besar, tapi patung ini juga merupakan simbol bagi identitas penduduk di sana, sekaligus dapat menjadi tempat objek pariwisata yang patut dikunjungi.

Sumber : republika/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami