Titin: Sukses Membangun Kursus Masak

Entrepreneurship / 18 December 2009

Kalangan Sendiri

Titin: Sukses Membangun Kursus Masak

Lestari99 Official Writer
6320

Berawal dari hobi memasak yang dimilikinya, Titin (70) memilih untuk membuka kursus masak sebagai jalur usaha yang dipilihnya. Titin pun memulainya dengan membuka kursus untuk membuat kue. Dengan menyandang nama Dharmaputra (nama suaminya), kursus masak Titin resmi didirikan di Malang, Jawa Timur pada tahun 1972.

Suaminya yang hanya berstatus PNS memang memiliki gaji yang tidak terlalu besar kala itu, namun ternyata kursus masak yang dirintisnya mampu menyokong perekonomian keluarga. Modal usahanya sendiri? Hanya Rp10 ribu yang dimintanya dari sang suami.

Promosi kursusnya hanya menjalar dari mulut ke mulut, tapi tanpa dinyana usaha kursus ini laris manis. Bahkan ketika keluarga ini akhirnya pindah ke Jakarta di tahun 1978, kursusnya tetap berjaya. Selain membuka kelas memasak, Titin juga diminta untuk menjadi pengajar kursus baik secara perorangan, kelompok sampai perusahaan ternama dan hotel.

Ruang kelas yang dimiliki Titin lebih mirip dapur. Jajaran kursi dibuat berbaris untuk para muridnya. Oven, kompor dan berbagai macam bentuk cetakan terpajang di sana. Garansi yang dimiliki Titin hanya satu, "Di sini, semua murid belajar sampai bisa!" ujar Titin yang telah menjadi juri dalam berbagai lomba masak itu sedikit mempromosikan usahanya.

Selain menjamin semua muridnya bisa memasak, Titin juga terus menjaga hubungan dengan para peserta kursusnya. Ia selalu bersedia untuk ditelepon meskipun kelas pertemuan telah berakhir. Dengan cara ini, hubungan antara guru dengan para muridnya ini tidak terputus.

Menu kursus yang diajarkannya sangat beraneka ragam. Mulai dari aneka molen bandung, makanan kecil, cake lapis, dim sum, ayam panggang dan goreng, roti goreng, penghias tart sampai cake coklat mini. Selain ragam makanan yang bervariasi, harganya pun beragam mulai dari Rp100 ribu sampai Rp 1 juta. Namun kelas kursus dapat dibuka sesuai permintaan berdasarkan jenis makanan yang sedang booming saat itu.

Jumlah pesertanya sendiri cukup bervariasi. Titin yang terdaftar sebagai anggota jemaat GKI Wahid Hasyim ini pernah mengajar lima murid. Tapi ia juga pernah harus mengajar murid dengan jumlah yang membludak, sampai 150 orang. Kelas masaknya pun harus dibagi dalam beberapa sesi. Bulan-bulan teramai peserta biasanya jatuh di bulan puasa dan natal.

Mengenai keuntungan, Titin tak mau banyak berkomentar. Baginya bisa menutup segala biaya operasional saja sudah syukur. Karena memang keuntungan yang diambilnya sangat tipis. Karena hal itulah Titin juga menjual kue dan masakan.

Setelah 37 tahun menggeluti kursus masak, tidak sedikitpun terlintas rasa bosan dalam diri Titin. Diakui Titin, lantaran suka ia nyaris tak pernah bosan. Memacu dirinya untuk terus belajar dan belajar, Titin menyiasatinya dengan menyambangi Chicago, Amerika, Taipei dan Taiwan untuk belajar.

Kiat sukses bagi Titin adalah kemauan yang kuat, ulet, banyak bertanya, jujur, jaminan bisa adalah modal yang dimilikinya. Modal ini tampaknya sempurna tapi usaha Titin tak terhindar dari pasang surut dunia usaha. Pihak konsumen yang komplain atau tidak mau membayar adalah warna-warni yang ditemukannya selama menjalani bisnis ini. Namun toh keinginan Titin untuk meneruskan kursus yang dibangunnya lebih kuat. Sehingga usahanya dapat terus berjalan sampai saat ini.

Gerai Dharmaputra saat ini difokuskan di satu tempat, Jl. Taman Tanah Abang III. Walau hanya satu gerai, tapi peralatan yang dimilikinya cukup lengkap dengan 15 karyawan yang mengisi ruko empat lantai tersebut. Mulai dari tempat kursus sampai menjual hasil jadi (kue dan masakan), bahkan peralatan masak sekaligus.

Halangan dan rintangan yang dihadapi Titin justru membuatnya semakin kreatif. Banyaknya peserta dari luar kota justru membuat Titin pada akhirnya membuka kursus multi media melalui VCD kursus masak. Sehingga siapapun yang berminat, di mana saja dan kapan saja, mereka masih tetap bisa belajar.

Sumber : ebahana
Halaman :
1

Ikuti Kami