Anak Saya Bangga Pada Bapaknya

Family / 6 February 2007

Kalangan Sendiri

Anak Saya Bangga Pada Bapaknya

evrianty Official Writer
8930
Sumber Kesaksian: John Timbul Panggabean
 

JAWABAN.com - Pada tahun 1962, Johni Timbul Panggabean pindah dari Tarutung, Sumatra Utara ke Jakarta, di daerah "Bearland", Jatinegara. Di tempat inilah Johni pertama kali tinggal dan mengenal kejahatan. Pengaruh pergaulan yang buruk membuat Johni menjadi orang yang sangat keras.

"Saya mulai butuh minuman, narkoba dan uang untuk dikasih ke perempuan-perempuan malam... Lalu saya mulai berpikir Bagaimana mendapatkan uang ini?".

Karena pergaulan luasnya juga dengan anak-anak orang yang berpengaruh pada masa itu, membuat Johni semakin berani melakukan berbagai tindak kejahatan untuk mendapatkan uang dan memenuhi keinginannya membeli miras dan narkoba.

"Anak-anak penggede itu punya senjata. Jadi kita tidak ada kesulitan untuk melakukan kejahatan. Perampokan-perampokan kecil seperti motor, mobil, apa saja".

Johny saat itu juga memiliki dendam terhadap anak-anak orang Cina yang pernah mengusirnya dari tempat sekolah pada suatu waktu. Untuk melampiaskan dendam itu, Johni kerap mengincar orang Cina sebagai calon korbannya.

"Kalau lihat Cina, hati saya dendam, nggak suka!".

Sampai pada suatu ketika, Johni terlibat masalah besar yang menggiringnya ke penjara dan menerima vonis hukuman mati. Waktu itu ia dan kelompoknya berencana merampok rumah ibadah terbesar di Jakarta. Namun rencana itu sudah tercium pihak kepolisian, sehingga ketika mereka sampai di lokasi, polisi sudah menunggu mereka. Terjadi penembakan, dan Johni pun tertembak lalu digiring ke sel. Sidang pengadilan pun digelar, dan Johni dijerat dengan 43 perkara kejahatan yang pernah ia lakukan sehingga hukuman mati ia terima, lengkap dan saksi dan bukti yang memberatkannya.

"Wah takut banget saya waktu itu... takut sekali....."

Didalam penjara, Johni bertemu dengan seorang hamba Tuhan, Rev. Bill Heckman, yang melayani di penjara dan membawanya kedalam pertobatan. Ia berkenalan dengan Firman Tuhan dan ia memutuskan untuk maju kedepan, didoakan oleh pendeta, bersama dengan 4 orang teman sesama tahanan disana.

"Saya maju kedepan dan menangis waktu itu....."

Seorang pria dengan celana pendek, rambut panjang dan tato dibadan, maju ke hadapan pendeta tersebut. Dan Johnipun bertanya apakah Tuhan pasti mengabulkan doa seseorang. Rev. Bill Heckman menjawab bahwa jika Johni percaya dan tidak ragu, maka Tuhan pasti mengabulkan. Dengan iman, johni minta didoakan agar ia bebas dari segala tuntutan! Sebuah permintaan yang nyaris tidak mungkin saat itu, namun Rev. Bill tetap mendoakannya. Dan pada suatu malam, 8 bulan setelah Rev. Bill Heckman berdoa dalam nama Yesus untuk kebebasan dari segala tuntutan bagi kasus Johni, pintu rumah Rev. Bill diketuk, dan disana berdirilah Johni Timbul Panggabean.

"Waktu itu, saya tanya banyak tentang keselamatan dan sorga dan hal-hal lain padanya. Dan dia menjawab saya dengan sabar. Dan malam itu juga saya berdoa, karena saya mau tantang dan buktikan apakah benar kata-kata pendeta itu. "Kalau Kamu benar Tuhan, buatlah saya tidak lagi mencuri, memakai morfin, ganja, minum, dan berbuat dosa lagi". Dan satu malam sejak saya berdoa itu, saya tiba-tiba sanggup mengatakan tidak pada narkoba dan keinginan jahat lain saya. Dan doa saya untuk keluar penjara pun dikabulkan. Saya lalu pergi kerumah pendeta itu, dan bekerja disana sebagai pembantunya dia, mengasuh anak, cuci mobil, dan lain-lain".

Johni melakukan itu semua dengan setia dan benar-benar meninggalkan jalan kejahatannya. Dan dengan kerendahan hati itu, Rev. Bill akhirnya mengirim Johni yang sudah berubah ini ke Filipina untuk sekolah Alkitab. Pulang dari Filipina, Johni melayani di Papua dan disini Tuhan kembali membentuk karakter Johni untuk mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Saat ini Tuhan memberkati dan mempercayakan pelayanan di daerah puncak kepada Johni. Ia sekarang adalah seorang hamba Tuhan yang lemah lembut terhadap semua orang. Sang istri juga melihat perubahan dalam diri Johni yang dulunya seorang tukang pukul menjadi seorang yang penuh kasih.

Kartini (istri Johni): "Karakternya berbeda dari masa lalu. Jauh sekali dibandingkan dengan dulu..."

"Arti sukses buat saya, kalau anak saya berhasil dan semua melayani Tuhan, itulah sukses buat saya. Mereka meniru papanya yang juga melayani Tuhan. Mereka bangga punya bapak yang menjadi seorang Hamba Tuhan. Mereka lihat hidup saya sebagai mujizat. Dan saya mau melayani Tuhan sampai akhir hidup saya.

II Korintus 5:17 "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang".
Halaman :
1

Ikuti Kami