Hari ini (14/8) Paus Fransiskus tiba di Seoul, Korea Selatan. Kunjungan ini merupakan kali pertama dalam 25 tahun belakangan. Presiden Park Geun-hye turut menyambut kedatangannya. Misi yang dibawa Paus lewat kunjungannya ke Korea adalah berdoa bagi rekonsiliasi dan perdamaian antara Korea Selatan dan Utara.
Menjadi pembawa pesan perdamaian, bukan berarti kedatangannya tanpa hambatan. Pasalnya saat Paus mendarat di Korsel, Korea Utara juga tidak tinggal diam. Pihaknya, menembakkan roket ke laut sekitar semenanjung yang terbagi. Peristiwa ini terjadi satu jam sebelum Paus tiba di pangkalan Udara Seoul.
Kemudian disusul dengan penembakan tiga roket dan dua roket pada Kamis sore. Usaha ini guna mengganggu jalannya kunjungan bersejarah ini. Penembakan roket ini terjadi saat Paus Fransiskus bertemu dengan Park di kantor kepresidenan.
Setelah 45 menit kunjungannya ke Gedung Biru, Paus sempat berpidato. Dia mengatakan, “pencarian untuk perdamaian Korea adalah sesuatu yang dekat dengan hati kita, perang mempengaruhi stabilitas seluruh wilayah dan seluruh dunia.”.
Kunjungan selama lima hari ini sekaligus melaksanakan beatifikasi 124 martir Korea, membantu merayakan Hari Pemuda Asia ke-6, yang merupakan pertemuan pemuda Katolik Asia. Selanjutnya, adalah memimpin misa kudus untuk perdamaian dan rekonsiliasi.
Perjalanan Bapa Suci ke Korea Selatan adalah untuk membawa pesan perdamaian bagi semenanjung Korea. Yang sekaligus menandai pertumbuhan Gereja Katolik yang cukup pesat di Asia. Pertumbuhan orang percaya saat ini, kebanyakan berasal dari Amerika Latin, Afrika, dan Asia.
Baca Juga: