Heidi Diana, Artis Tahun 80'an Yang Diselingkuhi dan Dianiaya Suami
Sumber: Solusi

Family / 3 October 2013

Kalangan Sendiri

Heidi Diana, Artis Tahun 80'an Yang Diselingkuhi dan Dianiaya Suami

Budhi Marpaung Official Writer
107402

Namanya dikenal lewat lagu "Istilah Cinta" yang popular di era 80-an, sosok Heidy Diana adalah artis yang sukses di dunia musik. Begitu juga dengan suaminya Avent Kristy, aktor laga yang sukses, bahkan filmnya berhasil menyabet penghargaan film laga terbaik pada masa itu. Namun, kesuksesan mereka terancam kandas. Gosip perselingkuhan Avent merebak, Heidy pun dengan mendatangi sebuah apartemen milik teman wanita Avent.

"Kok tega sih suami saya melakukan itu buat saya padahal kami menikah belum setahun lho, baru hitungan bulan. Saya pulang, saya tunggu di rumah, tetapi dia gak pulang. Sampe dua hari kemudian dia pulang ke rumah," tutur Heidi.

Heidy yang saat itu hendak mencuci pakaian suaminya menemukan ada bulu-bulu halus binatang pada celana yang dikenakan suaminya. Tahu bahwa itu berasal dari hewan peliharaan teman wanita suaminya, ia pun akhirnya menanyakannya pada Avent. Pada awalnya, Avent mengelak. Namun, ketika Heidy mengeluarkan foto wajah dan alamat teman wanitanya, ia tidak bisa mengelak. Namun bukannya mengakui kesalahan, Avent malah menantang istrinya.

Rasa kesal terhadap kebohongan suaminya ia tuangkan dalam sebuah surat perjanjian. Tetapi Avent tidak mau menandatangi surat tersebut. Bahkan dengan nada yang terdengar kasar ia berkata bahwa ia akan berubah tanpa surat itu.

Namun janji tinggal janji, lewat informasi seorang teman, Heidy mendapat kabar tentang kebejatan suaminya. Tanpa berpikir panjang, ia menuju lokasi syuting Avent. Disana ia melihat dengan matanya sendiri, suaminya sedang asyik bermesraan dengan wanita lain.

Heidy mencoba bertahan, namun tak kuasa. Ia meminta temannya untuk memanggil Avent dalam sela-sela istirahat syuting tersebut. Dengan wajah tidak bersalah, Avent pun mendatangi istrinya sambil menanyakan kabarnya. Sudah terlanjur marah, pertanyaan suaminya dibalas dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan. Tidak senang dengan sikap yang ditunjukkan istrinya, sebuah tamparan diterima Heidi.

Avent langsung menarik Heidy meninggalkan lokasi. Keadaan semakin panas ketika Avent ugal-ugalan di jalan. Suaminya yang telah gelap mata ingin membawa dirinya mati bersama-sama dengannya. Ketakutan akan kematian pun sirna ketika ia dan suaminya pulang ke rumah dengan selamat.

Capek hati melihat perilaku suaminya yang tidak berubah, Heidy mengambil langkah yang sangat berani. Ia meminta suaminya untuk menceraikan dirinya dan itu disanggupi oleh Avent dengan syarat semua biaya perkara perceraian dibebankan oleh istrinya. Kesibukan mereka di dunia entertaint membuat proses perceraian itu terkatung-katung tanpa ada kejelasan.

Penderitaan terus berlanjut saat Heidy tengah diobati untuk mempunyai anak dengan bantuan seorang dukun. Disinilah malapetaka itu terjadi. Tidak berapa lama kemudian, wanita yang memiliki "ilmu" ini pun meminta izin kepada Heidy untuk memberikan obat kepada suaminya secara langsung, seorang diri saja. Permintaan ini pun dikabulkan oleh Heidy.

"Disitu saya tidak tahu apa yang terjadi sama mereka berdua. Di dalam itu ada sekitar 20 menit ya. Terus saya mulai gelisah nih, lalu saya ketok pintunya. Saya bilang, "boleh saya masuk gak?" si wanita dukun itu menyahut, "belum, belum, jangan dulu," Tidak berapa lama kemudian pintu kamar terbuka, tetapi dengan keadaan suami saya tiduran di ranjang, terus tangan si perempuan sedang ada di atas kepala suami saya seperti sedang mengobati. Timbul pertanyaan dari hati saya, ‘Ngapain aja ya mereka dari tadi saya pikir?’" kata Heidy.  

Petaka itu belum selesai karena ia dikejutkan dengan keinginan sang dukun untuk menginap di tempat ia dan suaminya berada. Permintaan ini pada mulanya ditolak. Kata-kata manis yang ia keluarkan pun tidak mempan untuk membuat sang dukun tidak menginap di tempatnya. Tidak berkutik, ia pun mempersilakan sang dukun menginap di tempatnya selama satu hari.

Satu hari, dua hari, sampai dengan seminggu, tanda-tanda si wanita itu meninggalkan rumah pun tidak terlihat. Jengah dengan kelakuan sang dukun, Heidy menelepon kakak dari sang dukun dengan maksud agar bisa dibawa keluar dari rumah. Dan usahanya berhasil. Sang dukun wanita itu pergi, tetapi tidak seorang diri. Ia juga membawa Avent untuk menemaninya ke rumah. Suaminya itu ditahan sang wanita selama tiga hari.

Sikap dingin yang ditunjukkan Heidy ternyata tidak membuat perubahan apa-apa dalam diri suaminya. Bahkan untuk menyesal pun tidak. Malah saat Avent meminta Heidy untuk berhubungan suami-istri, karena sudah benci dan merasa jijik, Heidi menolak permintaan itu. Sangat marah, Avent seperti sedang dikuasai setan, tangannya mencekram kuat leher Heidy. Dengan sekuat tenaga, ia melepaskan tangan suaminya itu.

Lepas dari cekikan suaminya, ia pun berlari keluar rumah sambil meminta tolong kepada sekitar. Avent yang sempat mengejar menghentikan langkahnya dan kembali ke rumah.

Kali ini Heidy lolos dari maut dan tinggal di rumah saudaranya. Namun keputusasaan membuatnya ingin bunuh diri. Dua kali ia coba dengan menenggak obat-obatan agar over dosis, namun entah mengapa obat-obatan itu hanya membuatnya merasa pusing.

Heidi pun terpaksa kembali ke rumahnya. Namun pertengkaran terus terjadi. Suatu saat pertengkaran mencapai puncaknya, dan Avent mengambil pisau di dapur. Perkataan-perkataan yang terus keluar dari mulut Heidy membuat suaminya itu benar-benar ingin menusuk dirinya. Tetapi, hal itu dapat dicegah oleh seseorang yang sedang bertamu ke rumahnya. Tidak kehabisan akal, asbak rokok yang berada dekatnya dilemparkan ke wajahnya istrinya itu. lemparan tersebut membuat syaraf-syarat halus di matanya menjadi rusak. Akhirnya Heidy pun keluar meninggalkan rumah.

Siksaan itu belum berakhir. Saat Heidy telah memiliki dua orang anak, kekerasan itu terjadi di depan anak-anaknya. Dalam satu pertengkaran, Avent seperti biasanya melemparkan sandal yang dipakainya hingga mengenai lengan tangannya. Bahkan karena saking kuatnya lemparan, bekas sandal yang mengenai dirinya itu tertinggal di anggota tubuh yang terkena lemparan. Tidak puas disitu, Avent pun memukul badan Heidy dengan sekeras-kerasnya hingga tersungkur.

Salah seorang anaknya yang melihat pertengkaran tersebut mendatangi Heidy yang telah ditinggal pergi sendiri oleh Avent. Dengan polosnya, ia mengajak sang mama berpisah dari papanya dan tinggal di rumah yang baru. Pilu perasaan Heidy mendengar perkataan anaknya. Heidy tidak sanggup lagi menerima siksaan batin dari suaminya. Ia kalut, nama baiknya sebagai seorang artis terancam hancur.

Hari-hari yang dilalui Heidy ketika itu sangatlah suram. Jiwanya sudah terguncang. Pikirannya pun sudah dikategorikan setengah waras. Matanya kosong seperti tidak ada harapan. Ketika dirinya ditegor orang pun dengan namanya, ia tidak menjawab. Ia sudah tidak mengenal namanya lagi. Frustasi telah menghantuinya.

Saat ia larut dalam lamunannya, seorang teman yang tidak pernah ia tunggu menghampirinya. Kepada wanita itu, ia membongkar kehancuran rumah tangganya. Lewat teman tersebut, Heidy berkenalan dengan seseorang yang membimbingnya mengenal Tuhan. Harapan keluarganya dipulihkan pun kembali muncul.

Setiap malam ketika suaminya sedang tidur, ia menumpangkan tangan ke atas suaminya. Ia menyerahkan suaminya ke dalam tangan Tuhan. Namun, apa yang Heidy lakukan tidak membuat perubahan terjadi malah kelakuan Avent kembali menjadi-jadi.

Suatu malam, ketika Avent dan teman-temannya sedang berpesta narkoba, sesuatu yang mengerikan terjadi. Dalam ketidaksadarannya, ia melihat teman-teman di sekitarnya seperti seekor serigala. Ia begitu ketakutan ketika itu. Tempat dia mengadakan pesta dilihatnya dipenuhi oleh orang-orang yang meminta tolong. Neraka terasa sangat dekat. Pemandangan yang mengerikan itu membuat ia gemetar.

Ketika ia pulang ke rumah, apa yang baru saja disaksikan itu tidak hilang begitu saja. Pikirannya terus dihantui oleh peristiwa yang menyeramkan tersebut. Di saat itulah, Avent mengingat Tuhan. Kata-kata permohonan ampun keluar dari mulutnya kepada Tuhan.

Peristiwa itu menyisakan ketakutan yang luar biasa. Timbul dalam pikirannya untuk ikut dengan istrinya beribadah. Pada awalnya, Avent tidak mendapatkan apa-apa, namun setelah beberapa kali mengikuti ibadah, Avent merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Penyesalan timbul dalam hatinya. Perilaku-perilaku kasar yang ia lakukan kepada sang istri membuatnya begitu bersedih.

Hari itu juga, Avent meminta waktu khusus untuk didoakan, saat itulah sebuah kalimat yang berani keluar dari mulutnya. Ia meminta maaf kepada istrinya dengan berlinang air mata. Tetapi, pada saat itu Heidy tidak menerimanya. Luka-luka batin yang suaminya telah torehkan dalam hidupnya membuatnya begitu susah memberikan pengampunan.

Batinnya berkecamuk, bahkan perkataan yang pernah ia ucapkan kepada temannya membuatnya berpikir kembali untuk memberikan pengampunan.  

Hati Heidy tersentuh. Pelan-pelan ia mencoba mengampuni suaminya. Namun, tetap sulit baginya untuk percaya bahwa Avent berubah. Perlahan tapi pasti, apa yang Avent lakukan telah meluluhkan hatinya. Tetapi, dia tidak puas bila tidak mendengar kata-kata maaf yang tulus secara total dari mulut istrinya. Hingga pada satu kesempatan, ia mendatangi istrinya dengan bersujud. Air mata penyesalan keluar dari matanya. Dan luar biasa, kata-kata maaf itu keluar dari mulut istrinya tercinta, Heidy. Pemulihan terjadi.

"Ternyata benar, apa yang selama ini saya rasa tidak mungkin, tetapi di satu hari itu mungkin terjadi. Jadi, betul-betul keluarga saya dipulihkan. Bukan tanggung-tanggung, tetapi Tuhan bener-bener kasih saya pemulihan betul-betul full dari Tuhan," ujar Heidy. "Sejak ia bertobat, saya sudah tidak mendengar atau melihat dia jalan dengan perempuan ini, perempuan ini, gak ada lagi. Ia udah banyak berubah dari sifat kasarnya, dia lebih care ke saya," tambahnya lagi.

Avent yang hidupnya telah berubah mengatakan bahwa apa yang telah terjadi di dalam hidupnya sampai ia bisa seperti ini, itu semua karena anugerah Tuhan.

"Jadi, saya merasakan itu betul-betul hadiah yang tak ternilai harganya. Tuhan terima kasih, Tuhan sudah pulihkan, kembalikan semuanya dan sekarang hidup kami lebih berbahagia dibanding materi yang dahulu kami terima. Yang dahulu tidak ada harganya, tapi ini lebih dari itu semua yang kami rasakan," ungkap Heidy menutup kesaksiannya.

Sumber Kesaksian:  

Heidy Diana  

Sumber : V131002123013
Halaman :
1

Ikuti Kami