Melihat, Bukan Hanya Dengan Mata Tapi Hati

Marriage / 29 August 2014

Kalangan Sendiri

Melihat, Bukan Hanya Dengan Mata Tapi Hati

Puji Astuti Official Writer
5297

Kali ini penulis ingin mengajak semua pembaca yang membaca tulisan yang penulis turunkan kali ini mengenai pola melihat atau tata cara melihat sebuat persoalan yang muncul dalam pernikahan. Penulis mengamati perilaku suami maupun isteri yang berada dalam ruang konseling bersama penulis saat mereka membeberkan masalah mereka. Apa yang penulis amati telah merubah pola penulis melihat sebuah masalah apapun masalah tersebut.

Pertama-tama setiap dari kita harus mendengar dengan cermat pada saat seseorang menceritakan masalah yang sedang dihadapinya. Mendengar dengan cermat berarti penulis mengambil inisiatif untuk bertanya agar penulis dapat melihat masalah yang sedang diceritakan bukan dengan bola mata tapi dengan mata hati yang disertai dengan akal budi dan sentuhan perasaan. Seringkali kita tidak mendengar secara cermat apa yang sedang diceritakan dan berusaha melihat masalah yang ada dengan kedua bola mata kita dan pada saat yang sama kita berasumsi dan dengan segera menjatuhkan vonis. Padahal selaku pendengar yang baik kita tidak dibenarkan berasumsi atau menarik sebuah kesimpulan berdasarkan persepsi kita sendiri sehingga kita menjatuhkan hukuman dengan menjadikan pasangan hidup kita yang menaruh pengharapan pada kita sebagai terdakwa. Pendengar yang baik harus bersifat netral, tidak berasumsi apalagi menghakimi.

Izinkan pasangan hidup Anda menceritakan seluruh isi hatinya sehingga Anda dapat mengerti konteks dari apa yang diceritakan, sedangkan interpretasi cerita yang disampaikan tidak boleh keluar dari konteks. Hal ini hanya mungkin terjadi jika sipendengar (suami atau isteri) mendengar dengan cermat, sehingga ia dapat melihat masalah yang ada bukan dengan kedua bola matanya melainkan dengan mata hatinya yang disertai dengan akal budi dan sentuhan perasaan tanpa berasumsi karena penilaian cerita yang disampaikan berada dalam konteks cerita yang ada dan bukan berdasarkan persepsi sipendengar. Jika suami atau isteri enggan untuk mendengarkan secara cermat akan masalah yang ada, maka masalah yang ada akan menjadi kompleks dan pada jangka waktu yang panjang masalah tersebut akan menjadi sebuah gunung yang siap untuk meletus.

Selesaikanlah setiap masalah yang ada dengan mendengarkan pasangan hidup Anda secara cermat yaitu mendengar dengan hati Anda sehingga Anda dapat melihat masalah yang ada bukan dengan kedua bola mata Anda tapi dengan mata hati Anda yang disertai dengan akal budi dan sentuhan perasaan. Penulis yakin jika hal ini Anda kerjakan maka dalam waktu yang sangat singkat Anda sudah mendapatkan solusi tanpa Anda perlu menunda-nunda mencari solusi terhadap masalah yang ada sampai matahari terbenam. Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat.

Penulis

Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD

Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California

www.rccla.org

Sumber : Rev. Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Halaman :
1

Ikuti Kami