Akan Menikahkah Saya Dengan Diri Saya Sendiri?
Sumber: photo.elsoar.com

Marriage / 11 July 2014

Kalangan Sendiri

Akan Menikahkah Saya Dengan Diri Saya Sendiri?

Puji Astuti Official Writer
5007

Judul artikel kali ini berbentuk pertanyaan yang menantang setiap dari kita yang membacanya termasuk penulis untuk merenungkan makna dari pertanyaan yang menjadi judul artikel kali ini. Akan Menikahkah Saya Dengan Diri Saya Sendiri? Bukankah pertanyaan ini bersifat pertanyaan yang "Oxymoron" (bertentangan)? Anda dengan mudah dapat melemparkan kritik anda pada saya dengan mengatakan mana ada orang yang menikah dengan dirinya sendiri, bukankah demikian? Sebaliknya penulis ingin bertanya pada anda sekalian, apakah anda pernah mendengar teman-teman anda, atau orang disekeliling anda atau bahkan anda sendiri yang mengatakan, "Saya menikahi isteri saya, karena kami memang cocok satu dengan yang lainnya, bahkan cara berpikir kami, kesukaan kami, pola pandang hidup kami, gaya hidup kami, perasaan kami, semuanya sama", kami memang ditakdirkan untuk menikah.

Apakah anda dapat membayangkan, jika dunia ini terdiri dari orang-orang yang benar-benar identik dengan anda, orang-orang yang di "klon" dari genetik anda, sehingga anda dan mereka semua yang adalah klon anda memeliki preferensi, opini serta perasaan yang persis sama. Setiap orang berpikir sama, setiap orang melihat dari sudut pandang yang sama, setiap orang mempunyai kesukaan yang sama dan setiap orang berperilaku yang sama. Dengan demikian secara hipotetis anda menikah dengan diri anda sendiri. Apakah dengan ketentuan seperti ini pernikahan anda menjadi pernikahan yang sempurna? Apakah anda pernah berdebat dengan diri anda sendiri? Apakah anda pernah memarahi diri anda sendiri dan menyakiti perasaan anda sendiri secara mendalam?

Bukankah pertanyaan "Akan Menikahkah Saya Dengan Diri Saya Sendiri?" dengan demikian menjadi pertanyaan yang sangat menarik dan provokatif? Akan bertengkarkah saya dengan diri saya sendiri? Bagaimana jika anda berdua yang memiliki pikiran dan perasaan yang persis sama, sama-sama mengingini potongan ayam yang terakhir? Bagaimana jika pada saat lebaran, sementara semua pembantu yang bekerja dirumah anda sedang berlibur, dan tidak satupun dari anda berdua yang ingin buang sampah dari kulit udang setelah anda selesai makan malam? Bagaimana jika hati anda berdua sedang dalam keadaan kesal, marah dan anda berdua sedang memikirkan hal yang sama karena memiliki perasaan yang sama? Siapakah yang akan mengalah kalau kedua-duanya memiliki sudut pandang, pikiran dan perasaan yang sama?

Jika semuanya persis sama maka anda sedang berdebat dengan diri anda sendiri tentang siapa yang akan membuang sampah malam ini setelah anda berdua selesai menguliti udang yang anda makan bersama, dan anda akan menemukan jawaban dari pasangan hidup anda yaitu jawaban yang ada dalam hati anda sendiri - anda sedang menikah dengan diri anda sendiri! Pada saat itu anda akan mengetahui betapa sulitnya hidup dengan diri anda sendiri bukan? Mungkin saja pada saat hal ini terjadi, anda sedang berdebat dengan pikiran anda sendiri untuk menceraikan diri anda sendiri dari model pernikahan seperti ini. Jika demikian halnya, maka menikah dengan diri anda sendiri juga bukan merupakan jalan keluar untuk menghasilkan pernikahan yang sempurna. Dengan demikian menduga bahwa perkelahian dalam rumah tangga disebabkan karena perbedaan dan bukan karena kebersamaan juga adalah salah! Penulis mengajak anda sekalian untuk membaca artikel yang berjudul "Dulu Pasanganku Unik, Tapi Sekarang?" yang ditayangkan pada tanggal 27 Juni 2014.

Apakah penulis dapat mengatakan dengan aman dan nyaman bahwa perkelahian dalam rumah tangga bukan disebabkan karena perbedaan-perbedaan yang unik sifatnya, karena keunikan masing-masing akan dapat mengisi kekosongan yang ada, sehingga pernikahan tidak menjadi hambar tapi justru menjadi lebih menarik karena ada pola pandang yang berbeda, pola berpikir yang berbeda, hal mana dapat menimbulkan bermacam-macam variasi dalam menjalankan roda kehidupan berumah tangga. Perbedaan-perbedaan yang unik yang terdapat dalam kedua orang yang tidak sempurna ini, namun memilih untuk menikah merupakan garam yang dapat memberikan rasa segar dalam rumah tangga seperti ini. Masing-masing pihak akan saling memberikan ruang gerak kepada yang lain untuk mengisi kekosongan yang ada, untuk mengisi sesuatu yang tidak dimilikinya. Jika ini terjadi, pertengkaranpun semakin jarang dan anda berduapun akan bertumbuh semakin dewasa, karena sesungguhnya anda memang tidak dapat menikah dengan diri anda sendiri dan oleh karenanya anda memilih untuk menikah dengan orang yang berbeda dari anda, dimana sesuatu yang unik akan anda temukan dalam keperibadian orang tersebut yang anda jadikan pasangan hidup anda sampai maut memisahkan anda berdua. Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat!

Penulis

Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD

Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California

www.rccla.org

Sumber : Rev.Dr.Harry Lee,MD.,PsyD
Halaman :
1

Ikuti Kami