Angelina Jolie maju untuk menyuarakan kekerasan seksual yang sering terjadi dalam peperangan. Artis Hollywood ini tampil dengan pakaian serba putih untuk membuka “Global Summit to End Sexual Violence”, di London selama empat hari kedepan sejak Selasa (10/6).
Konferensi ini adalah puncak dari kampanye sepanjang dua tahun yang mendorong kesadaran akan kekerasan seksual di daerah konflik. Tuan rumah acara ini adalah Menteri Luar Negeri Inggris William Hague. Kampanye ini berhasil menjadi perhatian dunia, sekitar 148 negara telah sepakat dan menyampaikan deklarasi komitmen untuk mengakhiri kekerasan seksual.
Di hadapan 300 menteri dari berbagai negara, Angelina membuka konferensi ini dengan menyampaikan, “yang harus malu adalah pelaku kekerasan seksual, bukan korban, karena menjadi korban bukanlah suatu keaiban", tegasnya.
Angelina dan Hague merupakan utusan khusus badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk pengungsi. Melalui konferensi ini diharapkan kerja sama antara lintas batas dan agama, serta antar pemerintah dan semua pihak yang terkait konflik.
Konferensi ini juga dihadiri oleh ahli, aktivis masyarakat sipil, korban kekerasan seksual, dan sejumlah pemimpin agama. Sebelumnya Angelina sempat menyutradarai film berjudul “In The Land of Blood and Honey”. Berlatar belakang perang Bosnia 1994, film ini turut mengungkapkan fakta dari 50.000 perempuan yang diperkosa. Kekerasan seksual seharusnya dikategorikan sebagai kejahatan internasional. Melalui kampanye ini Angelina dan Hague ingin menyampaikan bahwa kekerasan seksual bukan hal yang tak bisa dicegah dalam perang.
Baca Juga: