Juru Bicara GKI Yasmin mengatakan bahwa proses politik yang terjadi saat ini berjalan tanpa adanya keadilan bagi masyarakat. Hal ini terlihat dalam kasus penyegelan GKI Yasmin yang belum juga diselesaikan.
"Ada kesenjangan antara proses politik dan keadilan bagi rakyat. Seakan keduanya tidak berhubungan. Hingar bingar politik terjadi, tapi diskriminasi tak kunjung henti. Di Bogor Wali Kota baru, Bima Arya, telah dilantik tetapi gereja GKI Yasmin yang Sah tetap dilarang dipergunakan untuk peribadatan oleh jemaat. Sebentar lagi presiden akan dipilih yang baru, namun apakah keadilan akan ditegakkan oleh presiden yang baru? Semua masih tanda tanya", kata Bona dalam siaran pers, Jumat (18/04).
Untuk itulah dirinya berharap bahwa proses pemilihan presiden yang akan datang tidak meninggalkan rakyat. "Kami rindu pemimpin yang punya rekam jejak baik dan HAM dan penegakkan Konstitusi, yang tidak memberi kesempatan berkembangnya kelompok-kelompok intoleran yang menyerang mereka yg dianggap berbeda dan minoritas, dimanapun mereka berada dan siapapun mereka."