Menyikapi berlarut-larutnya penyelesaian kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengatakan bahwa pemerintah tidak berperan, tidak berani dan cenderung menghindari persoalan ini.
Akibatnya, menurut Marzuki penyelesaian persoalan ini menjadi berlarut-larut. "Yang terjadi sekarang, yang salah, dihindari, tidak dihadapi. Begitu lihat, tidak berani, dan mundur. Negara seharusnya tidak boleh kalah dari ekstremis," katanya seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (6/1/2014).
Marzuki melihat bahwa pemecahan konflik intoleransi di negeri ini lebih banyak bersifat pemaksaan kepada satu golongan. Padahal, kata dia, sikap toleran ditunjukkan dengan saling menghargai semua kelompok dengan tidak memaksakan kehendak.
"Kita adalah negara demokrasi. Semua anak bangsa punya kebebasan. Pemerintah tidak boleh memaksakan dalam kehiduan beragama. Ini gunanya pendidikan, bangsa dan rakyat harus tahu bagaimana proses berdirinya republik ini," ujarnya.
"Harus diingat, Indonesia merdeka bukan atas kehendak satu dua golongan, tapi atas keseluruhan rakyat Indonesia. Kita harus bersyukur dalam keragaman kita masih bersatu," tambahnya.
Inilah salah satu problem yang selalu terjadi di setiap negara. Dimana pemerintah terlalu lama untuk bertindak terhadap konflik kebersamaan. namun disaat seperti inilah umat percaya terutama gereja, wajib bersatu untuk menyelesaikannya dengan cara lain yaitu menumbuhkan kebersamaan itu sendiri didalam masyarakat dengan berbagai kegiatan yang solutif.
Baca Juga Artikel Lain: