Marzuki Alie Serukan Warga Jakarta Pilih Pemimpin Seiman

Nasional / 27 August 2012

Kalangan Sendiri

Marzuki Alie Serukan Warga Jakarta Pilih Pemimpin Seiman

Lestari99 Official Writer
4250

Marzuki Alie selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menyerukan agar warga Jakarta memilih pemimpin yang seiman dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua pada 20 September mendatang. Baginya pemimpin seiman adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi setiap umat muslim.

“Jakarta ini kan mayoritas Islam. Jadi ya sesuai aturan agama saja. Harus pilih yang seiman. Ada persyaratan dalam Islam untuk memilih pemimpin. Itu merupakan paket yang harus diikuti umat Islam,” ungkap Marzuki di Hotel Twin Plaza, Jakarta, Minggu (26/8). Hal ini diungkapkan di tengah acara halal bihalal yang dihadiri Nachrowi Ramli, calon wakil gubernur DKI Jakarta pasangan calon incumbent Fauzi Bowo, dan Fatayat Nahdlatul Ulama.

Tanpa bermaksud menyinggung isu SARA, Marzuki menegaskan bahwa dalam tatanan hidup bermasyarakat Islam tetap mengajarkan nilai saling menghargai dan hidup berdampingan dengan mereka yang berbeda keyakinan. Namun dalam hal pemimpin, seiman adalah hal mutlak yang harus dipatuhi bagi segenap umat Muslim.

“Untuk memilih pemimpin, masyarakat memang diberi ruang untuk demokrasi, tapi ada aturan dari agama yang harus diikuti. Karena dalam menjalani kehidupan kita juga mengharap ridho Allah,” tandasnya.

Selain persyaratan seiman, kriteria kedua dari calon pemimpin adalah yang tidak meremehkan agama Islam diikuti kriteria pemimpin yang cakap dalam bidangnya. “Jadi persyaratan pertama dulu dipenuhi baru masuk kedua dan ketiga. Syarat ketiga ya pilih yang ahli. Tapi kalau kriteria pertama enggak terpenuhi ya coret aja, enggak usah masuk kedua atau bahkan ketiga,” tegasnya.

Pola pikir berkebangsaan yang menjunjung tinggi Pancasila dan berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika, nilai-nilai yang sejatinya membangun bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang besar masih menjadi suatu hal yang perlu terus dibangun di negeri ini. Sangat disayangkan bagaimana sebuah statement yang mengedepankan agama tertentu masih terlontar dari salah seorang pemimpin negeri ini. 67 tahun kemerdekaan ternyata belum cukup untuk mendewasakan beberapa pemimpin bangsa ini untuk memiliki pola pikir kebangsaan yang dianut oleh para pendiri negeri ini. Sebuah pemikiran yang tanpa disadari dapat merusak kehidupan berbangsa dan bernegara bagi negeri ini di masa yang akan datang.

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Sumber : kompas
Halaman :
1

Ikuti Kami