Prestasi Bulutangkis Parah, Rudi Hartono Marah

Nasional / 28 May 2012

Kalangan Sendiri

Prestasi Bulutangkis Parah, Rudi Hartono Marah

daniel.tanamal Official Writer
6632

Kegagalan tim bulutangkis Indonesia yang menjadi kontingen di Thomas Uber Cup 2012 rupanya telah membuat berang beberapa pemain legendaris bulutangkis yang dulu menorehkan banyak prestasi dan membuat bultangkis Indonesia merajai dan ditakuti dunia.

"Kalau mengaku gagal dan mempertanggungjawabkan kegagalan itu, maka mundur sajalah, ini namanya sikap dan jiwa sportif. Dulu sewaktu saya duduk dalam kepengurusan dan tim Piala Thomas gagal saya langsung mengundurkan diri, padahal itu hanya gagal juara. Yang sekarang ini terhenti di perempatfinal oleh Jepang adalah sesuatu yang sangat memalukan, kemana pun kita pergi kita menjadi malu!” ungkap maestro bulutangkis Indonesia Rudy Hartono di Jakarta, Senin.

Keprihatinan tersebut diwujudkan dalam Deklarasi Keprihatinan dari sejumlah mantan atlet bulu tangkis untuk disampaikan kepada PB PBSI yang memuat tujuh butir keprihatinan secara tertulis. Pemain senior yang hadir diantaranya adalah jawara bulutangkis dunia masa lalu seperti Liem Swie King, Joko Supriyanto, Christian Hadinata, Sigit Budiarto, Bambang Supriyanto, Haryanto Arbi, Richard Mainaky, Ivana Lie, Imelda Wiguna, Retno Kustiah dan beberapa mantan atlet nasional lainnya.

Rudi menambahkan bahwa PB PBSI tak pernah menindaklanjutinya dengan tindakan yang nyata, sejumlah kritik dan saran yang sering disampaikan para mantan atlet menyusul sejumlah kegagalan di ajang internasional. "Bulu tangkis adalah milik kita bersama, bukan milik orang per orang. Untuk mengurusnya harus menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat. Kami siap dipanggil untuk duduk bersama membahas hal ini. Orang-orang yang harus bertanggungjawab atas prestasi bulu tangkis kita seharusnya memanggil kami semua," lanjutnya.

Salah satu hal yang membuat dirinya tidak habis pikir adalah penggunaan pelatih asing yang seharusnya dibahas dulu dalam rapat pleno dan tidak sembarangan merekrut dari negara yang tidak jelas asal usul prestasinya. "Contohnya, penggunaan pelatih asing itu harus ditunjukkan dulu argumentasinya dan harus dibahas dalam rapat pleno. Ngapain menggunakan pelatih asing dari Malaysia?" demikian Rudy Hartono.

Bulutangkis juga termasuk cabang olahraga besar lainyya seperti sepakbola, harus kembali pada pembinaan semula, dimana fokus dan konsentrasi pemain tidak terganggu dan diganggu oleh kepentingan segelintir orang yang hanya bernafsu menguasai. Prestasi olahraga Indonesia diatas segalanya, termasuk kepentingan politis.

Sumber : kompas.com - dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami