Siti, Bayi Usia Sebulan Tanpa Orangtua Akibat Gas

Nasional / 23 July 2010

Kalangan Sendiri

Siti, Bayi Usia Sebulan Tanpa Orangtua Akibat Gas

Lois Official Writer
2481

Korban ledakan tabung gas terus berjatuhan. Ada yang mendapat perhatian pemerintah, namun tak sedikit yang harus berjuang dengan cara mereka sendiri. Begitu juga dengan yang terjadi dengan Siti Nurhalimah, bayi berusia sebulan di Tangerang, Banten.

Siti Nurhalimah muncul di dunia secara prematur. Saat itu, sang dokter memutuskan untuk mengoperasi Murniati, ibunya, karena kondisinya kritis setelah menjadi korban ledakan tabung gas di rumahnya di kawasan Curug, Tangerang. Malang bagi Murniati, walaupun bayinya selamat dia sendiri tidak dapat diselamatkan karena luka bakarnya yang cukup parah.

Siti Nurhalimah yang baru lahir itupun dibawa ke rumah. Tak lama kemudian, Wawan yang merupakan ayah Siti dan Amelia, kakak Siti yang berusia lima tahun, juga meninggal dunia. Tragisnya, mereka juga meninggal karena menjadi korban ledakan tabung gas.

Juriah, nenek Siti yang sekarang merawat bayi sebulan itu, mengaku bingung untuk membiayai hidup Siti, terlebih menyangkut biaya pendidikannya kelak. Pertamina hanya memberi santunan Rp 25 juta. Untungnya perusahaan tempat almarhum ayah Siti bekerja mau menanggung biaya perawatan di rumah sakit yang mencapai angkat Rp 400 juta.” Jadi, yang ditanggung tetap hanya sebatas perawatan di rumah sakit saja, tapi bagaimana ke depannya? Bagaimana seorang nenek dan cucu yang belum bisa apa-apa mampu hidup bertahan?

Selain Siti, Ismardi juga hidup menderita setelah menjadi korban ledakan tabung gas. Pria ini mengalami cacat permanen. Bekas luka bakar tersebut terlihat nyata di tubuhnya. Ironisnya, Ismardi hanya dibayar setiap kali berobat ke rumah sakit. “Tapi awalnya harus mengeluarkan uang dulu, baru nanti kuitansinya ditukarkan,” kata Ismardi.

Begitu juga dengan yang dialami Sri Budi Hartati yang keuangan keluarganya hancur saat si penopang keluarga, suaminya, berpulang karena ledakan tabung gas ini. Uang santunan dari Pertamina sebesar Rp 27 juta habis untuk biaya pemakaman. Sri Budi hidup dengan cara berharap bantuan dari tetangga. “Yah, kalau ada yang ngasih, saya terima. Kadang gula pasir, kadang mie. Apa sajalah yang dikasih tetangga,” ungkap Sri Budi lirih.

Setelah puluhan korban, Komisi VII DPR RI memutuskan akan membentuk Panitia Kerja Konversi Minyak Tanah ke Tabung Elpiji 3 Kilogram. Dalam rapat yang mereka adakan, Komisi VII meminta pemerintah agar meningkatkan koordinasi yang lebih efektif melalui pembagian kerja dan tanggung jawab yang lebih jelas dalam pelaksanaan program konversi. “Selain itu, Komisi VII mendesak pemerintah agar segera menarik tabung elpiji dan peralatan lainnya yang tidak sesuai SNI, serta bersama Polri menindak tegas para produsen, distributor, dan pihak lainnya yang melakukan tindakan illegal,” kata Effendi.

Kerusakan tabung gas, baik 3 kg maupun 12 kg umumnya terjadi pada valve tabung. Sebaiknya Anda perlu lebih memperhatikan kondisi tabung yang Anda beli. Caranya dengan memasukkan tabung ke dalam air sehingga jika terjadi kebocoran, masyarakat dapat mengetahui. Selain itu, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria menyarankan agar melumuri selang dengan air sabun sebelum dipakai. Dengan adanya air sabun, kebocoran pada selang dapat diketahui.

Sumber : yahoo/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami