Sultan Jogja Tegaskan Film Soegija bukan Kristenisasi

Internasional / 7 June 2012

Kalangan Sendiri

Sultan Jogja Tegaskan Film Soegija bukan Kristenisasi

daniel.tanamal Official Writer
11708

Hari ini sesuai jadwal film perjuangan berjudul “Soegija” yang mengangkat tokoh pahlawan nasional Uskup Albertus Soegijapranata, serentak di putar di bioskop seluruh Indonesia. Tanggapan pro dan kontra pun terjadi dalam merespon film yang digarap oleh Garin Nugroho ini. Salah satunya adalah isu Kristenisasi.

Hal ini dinilai oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang menganggap “Soegija” bukanlah media Kristenisasi. Namun penggambaran nasionalisme yang tercermin dari seorang pemimpin umat Katolik.

"Jadi, film Soegija bukan seperti yang diisukan. Film yang disutradarai Garin Nugroho itu menggambarkan peran Uskup Soegijopranoto dalam perjuangan bangsa," katanya usai menerima kunjungan pemain dan produser film Soegija di Yogyakarta, Selasa (5/6).

Sultan juga menambahkan bahwa Uskup Soegijapranata mempunyai catatan sejarah dengan berperan dalam pemindahan keuskupan Semarang ke kawasan Bintaran Yogyakarta. Karena kala itu Kota Jogja dijadikan ibu kota Republik Indonesia (RI). "Uskup Soegijopranoto mempunyai catatan harian hubungan dengan para pejuang republik," ungkap Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini.

Lebih jauh, Sultan melihat bahwa film Soegija sarat akan integritas kepemimpinan. Selain itu film ini memperlihatkan umat Katolik yang bersatu dan berjuang bersama tokoh lain dalam memperjuangkan kemerdekaan. "Pada waktu itu seluruh elemen bangsa bersatu, dan bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan. Semua bersatu tanpa memandang agama dan status sosial," tegasnya.

Sensitivitas keagamaan begitu tinggi di Indonesia. Bahkan film nasionalisme seperti “Soegija” saja diisukan sebagai Kristenisasi. Inilah bukti masih ada beberapa kelompok masyarakat yang harus lebih banyak belajar dan menggali kebersamaan dan toleransi yang terkandung dalam Pancasila. Jika saja mereka mau taat terhadap filosofi negeri ini, niscaya tidak ada lagi fanatisme murahan seperti yang saat ini terjadi.

Sumber : Antara/Wikipedia/jawaban.com-niel
Halaman :
1

Ikuti Kami