Gereja Harus Ambil Bagian Mengatasi Masalah Perdagangan Manusia

Internasional / 24 June 2010

Kalangan Sendiri

Gereja Harus Ambil Bagian Mengatasi Masalah Perdagangan Manusia

Budhi Marpaung Official Writer
4973

Semakin banyak orang Kristen di Inggris yang telah mengambil sikap melawan perdagangan manusia dengan menyelamatkan anak-anak berusia muda dari beberapa jenis terburuk dari perbudakan modern.

Hope for Justice mengatakan anak-anak berumur tiga telah diselundupkan ke Inggris dari Cina, Bangladesh dan Nigeria untuk seks, obat-obatan dan perbudakan domestik. Mereka melaporkan situasi sudah semakin memburuk, dengan peningkatan perdagangan anak di Inggris hingga 50 persen hanya dalam waktu dua tahun.

Ben Cooley, pendiri Hope for Justice, mengadakan sebuah kegiatan yang diberi nama "The Stand" dimana tujuan dari acara itu adalah untuk melengkapi gereja membantu mengakhiri perdagangan manusia di Eropa.

Cooley mengatakan ide awal pembuatan acara ini muncul setelah ia mendengar tentang nasib orang-orang yang diperdagangkan di seluruh dunia.

"Saya merasa ngeri untuk mengetahui bahwa itu (perdagangan manusia, red) adalah kejahatan yang paling cepat berkembang ... dan bahwa sekarang jumlahnya lebih besar daripada yang pernah ada sebelumnya," katanya. "Saya pikir orang muda Kristen saatnya perlu mengetahui tentang hal ini."

Cooley telah melihat sendiri bagaimana anak-anak dalam perdagangan seks dapat diubah.

"Hal yang paling sulit dalam pekerjaan yang kami lakukan adalah menyelamatkan hidup mereka - ketika Anda pergi ke dalam tempat yang gelap kotor, dan bau, Anda akan melihat ke dalam mata gadis-gadis itu dan Anda tahu bahwa hari ini bukanlah hari mereka," jelasnya. "Tapi ada sukacita besar ketika Anda melihat ke dalam mata mereka dan bisa membawa kebebasan, Anda dapat mengembalikan harapan dan bisa membawa mereka ke dalam kehidupan baru."

Pembicara utama dalam acara “The Stand” adalah pengacara terkenal Amerika, Tony Campolo, yang saat itu menyoroti akan kebutuhan mendesak untuk memperjuangkan keadilan bagi anak-anak yang telah dijadikan budak oleh orang-orang dewasa.

"Ini mengejutkan. Saya tidak berpikir kebanyakan orang menyadari bahwa ada lebih banyak orang diperbudak hari ini dari pada waktu-waktu sebelumnya dalam sejarah manusia," katanya. "Mereka mengatakan bahwa terdapat 1.000 orang yang diimpor ke Amerika Serikat setiap bulan untuk menjadi budak seksual."

Campolo berharap gereja merespon tantangan ini dan mengambil sikap dalam menanggulangi perdagangan manusia.

"Saya berharap bahwa mereka (para peserta acara “The Stand”, red) akan kembali ke gereja mereka dan mulai mempengaruhi orang-orang di gereja mereka," ujarnya. "Saya berharap bahwa setiap gereja akan memiliki komite yang dibentuk untuk mengatasi masalah ini."

Tantangan dari Tony Campolo sepertinya juga tepat ditujukan kepada gereja-gereja di Indonesia karena negara ini memiliki masalah dengan perdagangan manusia.

Banyak anak berusia di bawah 17 tahun diperjualbelikan sebagai komoditi seksual dan tinggal di dalam lingkungan yang kurang baik untuk mereka. Keadaan ini tidak akan pernah bisa berubah sampai ada orang atau orang-orang yang mau mengubahnya. Pertanyaannya, maukah kita menjadi sang pengubah tersebut? jawabannya ada di tangan Anda masing-masing.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami