Atas Segala Sesuatu
Sumber: lakeforestdentalarts.co

Kata Alkitab / 29 July 2014

Kalangan Sendiri

Atas Segala Sesuatu

Lois Official Writer
7850

Setiap orang di antara kita tidak punya persoalan kalau disuruh mengucap syukur. Cuma kita punya persoalan kalau disuruh mengucap syukur senantiasa, betul tidak? Tapi kita lihat [kitab]efesu5:20[/kitab]. Tulisan ini muncul dari seseorang yang sudah melewati begitu banyak hal. Dia sudah begitu banyak menghadapi masalah, tantangan dalam kehidupan.

Dia juga sudah begitu banyak melihat mujizat dalam hidupnya dan juga sudah dipakai Tuhan untuk mengadakan mujizat dalam hidupnya. Dia dipakai Tuhan secara luar biasa, jadi bukan ditulis oleh sembarang orang. Kita harus benar-benar mendengarkannya. Kita harus mengerti mengapa dia tulis Dia katakan, ucapkanlah syukur senantiasa atas segala sesuatu, dan bukan berhenti sampai di situ, dia ucapkan “dalam nama Tuhan kita, Yesus kita kepada Allah dan Bapa kita.” Jadi bukan sekedar hanya mengucap syukur, tapi kaitkan itu dalam nama Tuhan kita kepada Allah dan Bapa kita. [kitab]itesa5:18[/kitab] juga menyatakan hal yang mirip.

Banyak di antara kita bertanya-tanya saat kita menghadapi persoalan, apalagi persoalan yang berat, padahal kita sedang tidak tahu kemana kita mau jalan. Seringkali kita bertanya, “Apa sih kehendak Tuhan dalam hidup kita?” Betul tidak?

Kita pengen tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita. Well, ini ayatnya, 1 Tesalonika 5:18.

Dalam segala sesuatu, kalau Saudara mau kehendak Tuhan dalam Kristus Yesus, pertama kali adalah ucapkanlah syukur. Ucapkanlah syukur dalam segala perkara, ucapkanlah syukur dalam segala hal.

Saudara tahu dunia ini penuh dengan hal-hal yang negatif, penuh dengan kesulitan, penuh dengan problem, korupsi, dan hal-hal yang negatif lainnya. Tinggal dalam situasi yang seperti ini, memudahkan kita untuk kita mengeluh, memudahkan kita untuk kita membanding-bandingkan, apa yang kita punya dengan orang lain. Mudah untuk kita merasa kurang, meski kita sudah punya, kita masih merasa kurang. Kita hidup di dunia yang seperti ini.

Coba kita telusuri kalau kita mengembangkan hati yang tidak penuh dengan ucapan syukur, artinya kita kembangkan hati penuh keluhan, penuh dengan complaining, dan hal-hal negatif tersebut, kita ujungnya dimana sih? Jadi apa sih kalau kita begitu terus? Kalau kita terus uring-uringan, suka marah, kita ada dimana?

Kita akan ada di situ. Kita jadi pribadi yang uring-uringan, yang suka marah, iri hati sama orang lain, kita jadi orang yang memadamkan pengharapan orang. Bukan hanya memadamkan pengharapan orang, kita mematahkan semangat mereka. Kalau hati kita penuh dengan hal-hal yang seperti itu. Hal tersebut membuka peluang buat iblis bekerja dalam hidup Saudara.

Pernahkah Saudara berpikir bahwa Tuhan bukanlah Tuhan yang negatif? Bayangkan kalau Tuhan kita adalah Tuhan yang negatif apa jadinya? Kita datang bawa berita sedikit langsung dijatuhkan. Kita datang bawa peluang sedikit langsung ditutup. Kita datang bawa sedikit pengharapan, langsung dipatahkan semangatnya. Maka dasar kekristenan bukan lagi iman, tapi dasarnya kekuatiran dan takut. Itu kalau Tuhan kita Tuhan yang negatif.

Tapi saya bersyukur bahwa Tuhan kita bukanlah Tuhan yang negatif, tapi Tuhan kita adalah Tuhan yang positif. Oleh sebab itu dikatakan, dasar kekristenan kita adalah iman, dasar kekristenan kita adalah percaya. (seperti tertuang dalam [kitab]ibran11:1[/kitab])

saya bersyukur bahwa Tuhan kita bukanlah Tuhan yang negatif, tapi Tuhan kita adalah Tuhan yang positif. Kalau Saudara bawa pengharapan yang sedikit, maka akan diperbesar sama Dia. Saudara punya sedikit semangat, semangat Saudara bukan dipatahkan tapi dibikin berkobar-kobar. Itu Tuhan yang positif. Dan saya bersyukur bahwa saya tidak punya Tuhan yang negatif, saya punya Tuhan yang positif.

Mengucap syukur memaksa kita melihat dunia atau apa yang ada di sekitar kita dengan kacamata yang berbeda. Itu sebabnya Paulus katakan “Mengucap syukurlah senantiasa.”

Mungkin Saudara berkata, “Kamu tidak tahu situasi saya seperti apa”

Justru karena saya tahu situasimu seperti apa dan aku tidak mau engkau tetap ada di dalam situasi itu, jalan keluarnya adalah mengucap syukurlah senantiasa atas apa yang kamu alami. Karena dengan mengucap syukur, engkau dipaksa untuk memakai kacamata yang berbeda dengan kacamata yang dipakai orang lain.

Kalau kita mengucap syukur, saya yakin hidup kita jauh lebih rileks, kita tidak tegang. Kita hidup punya pengharapan, kita hidup mempunyai semangat, semangat kita tidak padam dan kita membuka pintu untuk Tuhan bekerja dalam hidup kita semua.

Mari buka bersama saya [kitab]matiu5:3-12[/kitab]. Ini adalah khotbah di bukit, khotbah pertama yang Dia bahas. Dari dulu saya tidak bisa mengerti ayat ini, bagaimana orang bisa berbahagia kalau orang miskin? Bagaimana kita bisa berbahagia dalam keadaan yang seperti itu?

Catat baik-baik, bahagia datang dari sebuah keputusan yaitu keputusan untuk mengucap syukur. Kalau hati Saudara penuh keluhan, penuh komplen, maka sulit bagi Saudara untuk bahagia, dan Saudara tidak bisa melihat hal-hal positif yang ada di sekitar Saudara.

Tetapi kalau Saudara mulai mengambil keputusan untuk mengucap syukur atas apa saja yang ada pada Saudara, maka bahagia akan muncul. Saudara akan merasa bahagia, meskipun belum punya seperti yang orang lain punya. Setidaknya, Saudara punya seseorang yang mengasihi Saudara. Setidaknya Saudara punya kesehatan, setidaknya meskipun tak punya hal-hal mewah tapi hidup dalam keluarga yang bahagia. Bahagia datang karena kita mengucap syukur.

Saudara mungkin bilang begini, “Bagaimana saya bisa mengucap syukur dalam keadaan yang demikian?” Hei, Alkitab memberikan semua jawabannya.Tidak hanya dalam keadaan baik, dalam keadaan burukpun mengucap syukur. Saat itu terjadi, yang pertama artinya Saudara mempercayai Tuhan akan hasil akhir. Yang kedua, Saudara membuat deklarasi, pengakuan iman bahwa “Saya tidak akan selamanya berada di tingkatan ini. Ini hanya sementara.” Yang ketiga, Saudara membuka peluang untuk mujizat terjadi, untuk Tuhan mulai bekerja, memutarbalikkan keadaan Saudara sehingga apa yang Saudara imani bisa jadi kenyataan.

Kita bisa komplen, kita bisa mengeluh, kita bisa merasa kurang atas apa yang semua kita hadapi sekarang. Tapi saya mau beritahu kepada kita semua bahwa hal itu tidak membawa Saudara pada jalan keluar yang Saudara butuhkan. Tapi Alkitab berkata, mengucap syukurlah senantiasa kepada Tuhan atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita, karena itulah yang Dia mau dalam kehidupan kita.

Setelah itu semua di (Matius 5) ayat 13 Dia katakan, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” Begitu juga dalam [kitab]matiu5:14-16[/kitab]

Setelah dia katakan bahagia, bahagia, bahagia, Dia katakan begini, “Kamu adalah garam dunia, kamu adalah terang buat dunia ini.” Artinya apa? You can make a different. Saudara bisa membuat suatu perubahan, Saudara bisa membuat perbedaan. Jangan melakukan seperti orang yang tidak mengenal Tuhan. Yang mengeluh dan komplen tapi tidak membuat situasi mereka jadi lebih baik.

Mari kita percaya. Saat kita terus maju ke depan, mari kita kembangkan suatu sikap untuk mengucap syukur dalam segala keadaan. Pada saat Saudara mengucap syukur, Saudara merasa bahagia, Saudara merasa rileks.


Baca juga :

Kontes Foto dan Artikel, Gabung Di Sini

Halaman : 1

Ikuti Kami